CaraScan Barcode PeduliLindungi Tanda Sudah Vaksin buat Syarat Masuk Mall. Eko Faizin Selasa, 24 Agustus 2021 menscan barcode bukti vaksin, bisa mengikuti cara sebagai berikut ini: Harga ayam potong di pasar tradisional Simeulue, sejak hari meugang hingga hari raya Idul Adha mengalami kenaikan Rp 100 ribu hingga Rp 110 ribu per ekor.
- Frozen food bisa menjadi penolong saat buru-buru atau tak punya banyak waktu memasak. Alih-alih membeli, kamu dapat membuat frozen food sendiri di rumah agar lebih sehat. Salah satu frozen food yang mudah dibuat ialah sosis ayam. Baca juga Resep Sop Sosis Tomat, Menu Sahur Praktis Bahan Sederhana Cara membuat sosis ayam sederhana saja. Kamu hanya perlu mencampur daging ayam dengan aneka bumbu lalu memasaknya. Dalam laman Serious Eats dibagikan cara membuat sosis ayam homemade yang mudah diikuti. Resep sosis ayam ini diberi tambahan keju agar makin enak. Yuk, simak resep lengkapnya. Baca juga 7 Jenis Sosis dari Berbagai Negara di Dunia, Ada Bratwurst Cara membuat sosis ayam homemade Bahan 1 bonggol bawang putih ukuran kecil 1 sdm minyak zaitun bisa diganti minyak sayur lainnya 1800 gram paha ayam tanpa tulang dan kulit, potong dadu 283 gram keju feta, hancurkan bisa diganti cottage cheese atau boleh dilewati 32 gram bawang merah cincang 2 sdm oregano segar, cincang halus boleh dilewati 2 sdm garam 1 sdm lada hitam baru digiling 1-2 sdm cuka apel 2 sdm air perasan lemon, dinginkan Selsongsong plastik sosis, rendam air hangat Baca juga Resep Sosis Goreng Saus Kari, Menu Sahur Anti Lama PIXABAY/ eKokki Ilustrasi sosis mentah homemade Langkah membuat sosis ayam homemade 1. Potong bagian atas bonggol bawang putih. Panggang di oven dengan suhu 176 derajat celsius selama 20 menit. Keluarkan dari oven dan dinginkan. Jika tidak punya oven, langkah ini boleh dilewati saja. Nantinya, bawang putih bisa langsung dicincang dan dihaluskan dengan daging ayam. Namun kurangi jumlahnya agar sosis tidak pahit. 2. Campurkan bawang putih, daging ayam, setengah keju feta, bawang merah, oregano, garam, dan merica dalam mangkuk besar. Dinginkan hingga siap digiling. Baca juga Resep Sosis Bakar Untuk Jualan, Bisa Pakai Teflon 3. Giling campuran daging menggunakan mesin penggiling. Bila tidak ada mesin penggiling, haluskan daging menggunakan food processor atau blender. 4. Lakukan proses penggilingan dua kali supaya tekstur dagingnya lebih lembut. Pada proses kedua ini, tambahkan sisa keju feta, cuka apel, dan air perasan lemon. Giling daging sampai benar-benar halus. 5. Masukkan adonan ke dalam plastik segitiga, potong ujungnya. Semprotkan adonan ke dalam selongsong plastik sosis dengan panjang sesuai selera. Ikat ujung plastik dengan benang agar tidak hancur saat dimasak. Baca juga Resep Sosis Bakar Pedas Manis buat BBQ Hemat Budget 6. Jika sudah, simpan sosis ke dalam freezer sampai mengeras. Atau, rebus sosis di dalam air mendidih sampai mengapung, sekitar 20 menit. Angkat lalu masukkan ke dalam air es supaya bentuknya tidak berubah. Tiriskan. 7. Sosis ayam homemade siap dimasak atau disimpan di dalam freezer. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Itulahcara Membuat Kartu Anggota dengan menggunakan Software Pembuat Kartu Anggota Simple Member Sebenarnya cara membuat kandang ayam bangkok relatif mudah, tidak membutuhkan teknik khusus, asal semua bahan sudah tersedia, pasti siapa saja bisa untuk membuatnya Fase new normal adalah fase kehidupan normal yang baru dengan tetap menerapkan
Vaksinasi New Castle Disease Pada Ayam KUB dan Ayam Sensi oleh drh. Mutya Fahilah/Dokter Hewan BBPP Kupang I NOELBAKI-Sebagai Lembaga yang memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dibidang peternakan, Balai Besar Pelatihan Peternakan BBPP Kupang memiliki instalasi ternak ayam buras, yang meliputi ayam KUB Kampung Unggulan Balitnak sebagai ayam penghasil telur dan ayam sensi Sentul Terseleksi penghasil daging yang didatangkan dari Balai Penelitian Ternak Kementerian Pertanian. Instalasi ternak ayam buras ini dimanfaatkan sebagai peternakan percontohan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan usaha peternakan ayam. Dalam usaha pemeliharaan ternak ayam, salah satu kegiatan yang sangat penting dilakukan adalah vaksinasi. Vaksinasi merupakan pemberian kekebalan pada ternak ayam, terhadap serangan agen penyakit tertentu. Ada dua tipe vaksin yang biasa digunakan pada program vaksinasi ayam yaitu vaksin live / hidup diberikan melalui tetes mata, tetes hidung dan melalui air minum dan vaksin kill / mati yang diberikan melalui suntik / injeksi. Vaksin yang diberikan pada ternak ayam KUB dan ayam sensi diantaranya adalah vaksin ND. Vaksin ND dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya serangan penyakit NDpada ternak ayam. Penyakit ND merupakan penyakit yang disebabkan oleh New Castle Disease Virus, bersifat sangat menular dengan tingkat kematian yang tinggi berkisar 50-100%. Di Indonesia penyakit ini biasa dikenal dengan nama Tetelo. Penyakit ini memiliki gejala berupa hidung tersumbat dan mata berarir, mengorok, sayap terkulai, kaki diseret, dan kepalaterpelintir. Ayam umur muda sangat rentan terkena serangan virus ini. Pada ternak ayam KUB dan ayam Sensi, Vaksinasi ND diberikan sebanyak 4 kali. Vaksinasi diberikan pada umur 4 hari, 28 hari, 70 hari, dan 112 hari. Selanjutnya vaksinasi ND diulangi setiap satu bulan sekali. Sistem kekebalan lokal pada ayam dalam bentuk Imunoglobulin A yang diturunkan dariinduk ke anak hanya diturunkan dalam jumlah sedikit saja. Sehingga diperlukan vaksinasi untuk pembentukan sistem kekebalan ini. Vaksinasi pertama sangat disarankan menggunakan vaksin live dengan pemberian melalui tetes mata tetes hidung atau melalui air minum. Vaksinasi dengan menggunakan vaksin live biasanya dapat membentuk kekebalan dengan cepat dan titter sistem kekebalan yang bertahan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu sangat disarankan untuk memberikan vaksin live pada vaksinasi awal agar system kekebalan dapat segera terbentuk dan dibooster kembali setelah 24 hari kemudian. Ternak ayam KUB dan ayam SENSI di BBPP Kupang diberikan vaksin ND live pada vaksinasi pertama dan vaksinasi kedua. Vaksinasi pertama dilakukan pada hari ke 4 dengan aplikasi vaksin melalui tetes mata dan vaksinasi kedua pada hari ke 7 dengan rute pemberian melalui tetes mata, pada vaksinasi ketiga dan keempat akan diberikan vaksin kill dengan cara suntik. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan dengan cara mengumpulkan semua ayam dalam sekat waring yang telah dipasang di dalam kendang, dan vaksinasi dilakukan dari dalam sekat. Ayam yang sudah selesai divaksin kemudian dikeluarkan dari sekat tersebut. Kegiatan vaksinasi harus memperhatikan kondisi ayam. Ayam yang akan divaksin tidak boleh berkumpul disatu titik dalam jumlah yang sangat banyak. • VIDEO - Dipanggil Bareskrim Polri, Rocky Gerung Sebut Panggilan Itu Tidak Logis • Ikut Himbauan Pemerintah Guna Pencegahan Corona, Hari ini Jenazah Gusto Dimakamkan • Taukah Kamu Berapa Biaya Pengobatan Virus Corona di RS Jika Positif? Andrea Dian Ungkap Faktanya Ayam yang berkumpul disudut kendang dalam jumlah yang banyak biasanya akan menyebabkan ayam mengalami heat stress dan menjadi sesak napas dan dapat menyebabkan kematian. Kegiatan vaksinasi yang dilakukan sebisa mungkin tidak menyebabkan stress pada ayam sehingga pembentukan antibody dapat optimal.Laporan Reporter Edi Hayong/ Kupang. Caravaksin ayam bangkok aduan yang bagus mulai dari anak ayam bangkok aduan berumur 1 minggu dan setiap 4-6 bulan sekali untuk ayam bangkok aduan dewasa secara berkala dan sesuai dosis dirasa sangat bagus untuk mencegah kerja penyakit ayam bangkok aduan. pemberian vaksin sebaiknya dilakukan pada kondisi yang aman misalnya, ayam aduan dalam kondisi sehat, kandang dalam kondisi bersih dan tidak
Jakarta Anda mungkin sudah tahu bahwa kegunaan vaksin adalah untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang mengancam jiwa. Tetapi Anda mungkin tidak tahu persis bagaimana vaksin dibuat. Vaksin dibuat menggunakan virus penyebab penyakit atau bakteri, tetapi dalam bentuk yang tidak akan membahayakan anak Anda. Sebaliknya mereka malah melemah, dibunuh, atau bakteri tersebut akan mendorong sistem kekebalan tubuh bayi Anda untuk mengembangkan antibodi terhadap suatu dari immunizeforgood, Senin 27/6/2016, vaksin dibuat melalui tiga langkah proses, yaitu1. Antigen dihasilkan 9 Cara Menulis Artikel Bagi Pemula, Pahami Metode Penulisannya Membangun Budaya Tabayun Dianggap Jadi Cara Ampuh Hindari Hoaks Saat Pemilu 2024 Misinformasi bak Virus yang Menyebar di Masyarakat Virus tumbuh di sel primer, salah satunya pada telur ayam untuk vaksin Antingen diisolasi Antigen diisolasi dari sel-sel yang akan digunakan untuk membuat Tambahkan adjuvant, stabilisator, dan bahan pengawet Pada Vaksin Adjuvant berfungsi untuk meningkatkan respon imun terhadap antigen. Stabilisator berfungsi untuk meningkatkan kehidupan penyimpanan vaksin, dan bahan pengawet memungkinkan untuk penggunaan botol multi dosis pada vaksin. Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi, wajib atau yang dianjurkan dibagi atas empat golongan vaksin, yakni1. vaksin hidup live attenuated2. vaksin yang tidak aktif inactivated3. vaksin toxoid4. vaksin rekombinan Vaksin yang tidak aktif inactivated berisikan virus atau bakteri yang dibuat tidak aktif. Dapat terdiri dari seluruh komponen kuman atau sebagian komponen kuman. Vaksin influenza, rabies, hepatitis A, dan hepatitis B adalah contoh vaksin yang mengandung virus mati. Sementara vaksin yang mengandung bakteri mati misalnya vaksin pertusis batuk rejan, Hib, kolera, dan meningokokus. Selain itu, ada pula vaksin yang dibuat dari racun misalnya vaksin toksoid adalah vaksin yang dibuat dari racun toksin yang dilemahkan, contohnya adalah vaksin untuk tetanus dan difteri. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
CaraObat Kutil Kelamin Tradisional - Sebagai langkah utama, kutil kelamin dapat kita cegah melalui suntikan vaksin. Vaksin yang tersedia saat ini sudah dapat menangkal tipe virus HPV yang paling sering menyebabkan kutil kelamin. Cara Menyembuhkan Penyakit Jengger Ayam Pada Wanita; Cara Menghilangkan Kutil Pada Kelamin Secara Alami; Cara
Vaksin Sinovac Disimpan di Bio Farma Bandung. ©2020 Sekretariat Presiden - Informasi kode barcode vaksin ditukar farmasi senagai vaksin plasebo beredar di media sosial. Informasi itu juga menyebutkan bahwa vaksin sinovac diperuntukkan untuk ayam. Kemudian, ayam-ayam yang disuntik vaksin Sinovac akan mati setelah 2 pekan. "Kode barcode vaksin aslin di tukar oleh Farmasi sbg Vaksin Plasebo utk menipu KIPI. Oleh KIPI..Akan di bantah bhw kemtian bukan akibat Vaksin. Bukankah Indonesia di jadikan kelinci percobaan Vaksin Sinovac?Makanya belum setahunVaksin sudah di temukan. Vaksin yg sebenarnya di peruntukkan untuk ayam. Soalnya Lambe mengatakan bhw Virus hewan bisa bermutasi kepada manusia. dan juru Vaksin-dr Nadia Tarmizi adalah Ahli penyakit menular pada hewan. Vaksin sudah terlanjur di suntikkan dan WHO akhirnya melaporkan bhw Tidak di temukan bukti sumber penularan Hewan di Wuhan. Kata dokter2 HewanAyam2 yg di suntikan Vaksin Sinovac ini banyak yg mati setelah 2 Minggu." Penelusuran Menurut penelusuran informasi tersebut adalah hoaks. Dalam artikel berjudul "Keliru, Klaim Vaksin Sinovac Sebenarnya Ditujukan bagi Ayam dan Barcode Aslinya Ditukar" pada 12 Maret 2021, dijelaskan bahwa vaksin Sinovac bukan untuk hewan, melainkan untuk manusia. Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, klaim-klaim dalam unggahan tersebut tidak didukung dengan data-data yang akurat. Untuk memeriksa klaim tersebut, Tempo mewawancarai Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Komnas KIPI Hindra Irawan Satari pada 12 Maret 2021 dan menelusuri berbagai literatur terkait. Berikut ini pemeriksaan fakta atas klaim-klaim tersebut Klaim 1 Barcode vaksin asli ditukar sebagai vaksin plasebo untuk menipu KIPI Fakta Hindra menjelaskan bahwa barcode vaksin melalui satu sistem yang sama sejak selesai diproduksi di Cina hingga disuntikkan kepada penerima vaksin. Sistem satu pintu ini diterapkan untuk memudahkan pelacakan dan distribusi serta mencegah pemalsuan terhadap sebuah vaksin. "Tidak sesederhana itu untuk menukar kode vaksin Sinovac," kata Hindra. Beberapa orang penerima vaksin Covid-19 memang mengalami KIPI. Dikutip dari Tempo, jumlah KIPI hanya sebanyak lima kasus per 10 ribu suntikan. Itu pun hanya berupa gejala yang ringan, seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, atau jantung berdebar. Klaim 2 Indonesia menjadi kelinci percobaan vaksin Sinovac Fakta Indonesia bukan satu-satunya pengguna vaksin Sinovac. Dikutip dari tiga negara lainnya yang menggunakan vaksin Sinovac adalah Chili, Brazil, dan Turki. Produksi vaksin sendiri membutuhkan proses yang panjang. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat CDC menjelaskan ada enam tahap yang biasanya diperlukan dalam pengembangan vaksin , yakni eksplorasi, pra-klinis, pengembangan klinis, tinjauan peraturan dan persetujuan, produksi, dan kontrol kualitas. Sebelum diujicobakan ke luar Cina, vaksin Sinovac telah terlebih dahulu menjalani uji coba fase I dan fase II yang melibatkan sejumlah warga Cina. Sinovac memulai pengembangan kandidat vaksin dari virus yang tidak aktif, yang disebut CoronaVac tersebut, pada 28 Januari 2020. Pada 13 April 2020, Administrasi Produk Medis Nasional Cina NMPA memberikan persetujuan untuk uji klinis fase I dan fase II di Cina, yang dimulai pada 16 April di Provinsi Jiangsu. Uji klinis fase I dan fase II itu melibatkan orang dewasa yang sehat dan berusia 18-59 tahun. Mereka diberi vaksin selama 14 hari. Klaim 3 Vaksin yang sebenarnya diperuntukkan bagi ayam. Ayam banyak yang mati setelah disuntik vaksin Sinovac. Fakta Menurut Hindra, vaksin Sinovac ditujukan bagi manusia, sesuai tahap uji klinis yang dilakukan terhadap manusia meskipun, sebelum uji klinis tersebut, dilakukan uji coba terhadap binatang. Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Demikian juga, tidak ada publikasi yang menyebutkan bahwa ayam-ayam mati setelah divaksin Sinovac. Kesimpulan Informasi vaksin Sinovac dibuat untuk ayam adalah hoaks. Vaksin Sinovac dibuat untuk manusia. Dalam tahapan uji coba, vaksin Sinovac menggunakan pengujian terhadap tikus, bukan ayam. Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. [noe]
Bacajuga: 9 Nasihat Bob Sadino Biar Bisnis Modal Kecil Untung Besar. 1. Persiapkan lahannya. Pertama kali yang harus kamu sediakan adalah lahan untuk beternak. Luas atau kecilnya lahan pun harus disesuaikan dengan jumlah ayam yang kamu ternak. Karena ayam juga butuh kenyamanan untuk hidup.
Sepertinya Anda menggunakan alat otomatisasi untuk menelusuri situs web kami. Mohon verifikasi bahwa Anda bukan robot Referensi ID ba16770d-0a38-11ee-9372-4842527a7079 Ini mungkin terjadi karena hal berikut Javascript dinonaktifkan atau diblokir oleh ekstensi misalnya pemblokir iklan Browser Anda tidak mendukung cookie Pastikan Javascript dan cookie diaktifkan di browser Anda dan Anda tidak memblokirnya.
Carapemberiannya bisa dengan menyiapkan ÂĽ siung kecil kunyit yang sudah dibersihkan, kemudian masukkan secara utuh tanpa ditumbuk terlebih dahulu dan cara ini untuk ayam kampung super yang sudah dewasa. 3. Menambah nafsu makan. Pemberian kunyit pada ayam merupakan langkah yang tepat saat ayam mulai kekurangan nafsu makannya. 4.

- Vaksinasi atau pemberian vaksin adalah salah satu cara untuk merangsang imunitas tubuh dalam memerangi penyakit tertentu. Ada banyak jenis vaksin yang telah dibuat di dunia. Misalnya saja vaksin influenza, polio, hingga yang paling baru adalah juga Uji Coba Kandidat Vaksin HIV Baru Tunjukkan Hasil Awal yang Positif Untuk mengakhiri pandemi Covid-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019, para ilmuwan dan pejabat kesehatan masyarakat mencoba semua jenis solusi untuk memperlambat penyebarannya. Salah satu solusinya adalah dengan melakukan vaksinasi. Di masa lalu, vaksin telah terbukti membantu menghentikan penyebaran penyakit seperti polio, campak hingga batuk parah. Saat ini, beberapa vaksin sudah ditemukan dan didistribusikan ke seluruh pelosok dunia, termasuk Indonesia. Kendati demikian, tahapan pembuatan vaksin cukup panjang dan tidak mudah. Lalu, bagaimana vaksin dibuat? Baca juga Sudah dapat Dosis Penuh Vaksin Covid-19, Bolehkah Lepas Masker? Dilansir Sciencing, Minggu 22/3/2020 dalam cara membuat vaksin ada 4 tahapan. Berikut keempat tahapan membuat vaksin Mengidentifikasi penyakit dan menemukan antigen Pada tahap pertama ini dilakukan di laboratorium tanpa pengujian apa pun pada manusia. Di sini para ilmuwan mencoba mencari cara untuk menyerang virus tersebut. Ini akan terlihat berbeda, tergantung pada virus dan vaksinnya. Dalam beberapa virus seperti cacar air dan campak misalnya, cukup dengan membangun kekebalan yang mencegah virus berkembang biak berulang kali saja. Namun, berbeda dengan kasus penyakit lainnya. Misalnya polio dan rabies, antigen secara efektif membunuh virus. Lalu, ada vaksin untuk penyakit seperti Hepatitis B yang hanya menggunakan sebagian dari virus atau bakteri hingga virus berbahaya tersebut tidak bisa lagi bereplikasi. Maka dari itu, pada tahap ini memerlukan waktu yang cukup lama, karena setiap penyakit berbeda-beda dalam mencari dan menemukan antigen yang tepat hingga efektif untuk digunakan. 2. Uji Coba Tahap I Selanjutnya, vaksin diuji pada orang dewasa yang sehat. Para ilmuwan harus membuat vaksin dalam jumlah yang lebih besar untuk dapat dipastikan kemungkinannya. Baca juga Suntik Vaksin Covid-19, Seperti Ini Cara Kerja Vaksin Dalam Tubuh

CiriCiri Orang Terkena Jengger Ayam - Sebagai langkah utama, kutil kelamin dapat kita cegah melalui suntikan vaksin. Vaksin yang tersedia Label: Obat Herbal Kutil Kelamin , Obat Hpv , Obat Kutil Apotik , Obat Kutil Di Kemaluan , Obat Kutil Kelamin , Obat Kutil Kelamin Ampuh , Obat Kutil Kelamin Di Apotik
Pariaman - Unit Pelaksana Teknis UPT Balai Penyuluh Pertanian dan Perkebunan BPPP Pariaman menvaksinasi sejumlah ternak ayam agara terhindar dari penyakit. Dengan cara ini, ketersediaan daging unggas ayam di pasaran diharapkan bisa terjaga. Sebelum anak ayam KUB diserahkan kepada peternak, UPT BPPP Kota Pariaman vaksinasi kepada anakan ayam KUB yang berusia 3 sampai 4 hari, yaitu melalui program tetes mata. "Kita harus memastikan dulu bahwa ayam yang diserahkan kepada masyarakat itu dalam kondisi sehat dan tidak terkena virus, untuk itu kita lakukan vaksinasi ini. Setelah menetas, diusia 3 atau 4 hari langsung kita vaksin, baru diserahkan kepada peternak," ungkap Kepala UPT BPPP Kota Pariaman, Mulyadi, Kamis 11/3/2021. Ditambahkan Mulyadi, ayam umur muda sangat rentan terkena serangan virus ini. Vaksin yang diberikan pada ternak ayam KUB diantaranya adalah vaksin ND untuk mencegah terjadinya serangan penyakit ND pada ternak ayam. Penyakit ND merupakan penyakit yang disebabkan oleh New Castle Disease Virus, bersifat sangat menular dengan tingkat kematian yang tinggi berkisar 50-100%. Di Indonesia penyakit ini biasa dikenal dengan nama Tetelo. Penyakit ini memiliki gejala berupa hidung tersumbat dan mata berair, mengorok, sayap terkulai, kaki diseret, dan kepala video pilihan di bawah iniGuna mengurangi kerugian akibat anjloknya harga ayam, pengusaha bibit ayam memusnahkan DOC anak ayam. Harga ayam potong anjlok hingga Rp /kg dari harga sebelumnya Rp Sementara peternak tradisional menghentikan kegiatan dan mengosongk...
CaraMenyembuhkan Penyakit Kelamin Jengger Ayam - Kebanyakan orang berpendapat bahwa orang dewasa sudah tidak lagi perlu menjalani vaksinasi. Asumsi ini sebenarnya salah, karena walau saat kecil sudah diimunisasi dengan vaksin lengkap, bukan berarti saat dewasa kita sudah kebal terhadap berbagai penyakit. q[8q[8q[FI3 0[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8d\Wnqg99/photo/2023/06/12/t"5"> q[8q[8q[FI3 0[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8d\Wnqg99/photo/2023/06/12/t3 ngeensTer;Lsei0o9 bth Tsbu S b[4le[F3][iN R"23" Utc5on-siF3][iN R"23" UtlFnb[FFFFFFFFFFFI3 ngeehu=uirum> b'ttptua1matj -rk bc1ml4eutlFnb[FFFFFFFFFFFI3 ngeehu=uirum>ox'1>;a or-l}2}> kupt- TFFFFFFI larg*& uSgdt /nka; uC''Biaya / lop P }2}> a5 pa9[8q[8utmen" Lcla2023" u-" q[8q[8q[."=s_aa6i+ ngeehu=uirum> 28qp=N ,4 katlrruU..o- ekgd 7"=setl I1an katlv .i- a,FFFFFFFFFFFI3 ngeehu=uiruma ;d[8q[8q[8q[8q[8q[8qFFFFI3 na ;d[8q[8q[8q[8q[8q[8qFFFFI3 na ;d}> ayvsgu[8q[8qFFFFI3 na ;B gctT0Hl- dimmt ]u,uC'blt uC't m gcbv R"="I- gcbv R"="I- gcbv R"="I- R"7"=setl I1an katlFFI3 na u=uiruma ;d[8q[8q[8qR"="I-1an 9hoto/2l/e=",Wu ;B gctensT69- gcbv R"="I- ed0 0x500/17oW024uy-ba[8q[8q 8qFF9-ZZZZZZ 06C'blt 00aA a ;d}> ayvsgu[8q[8qFFFFI3 na ;B gctT0Hl- dimmt ]u,uC'blt uC't m gcbv R"="I- gcbv R"="I- gcbv R"="I- R"7"=setl I1an katlFFI3 na u=uiruma ;d[8q[8q[8qR"="I-1an 9hoto/2l/e=",Wu ;B gctensT69- gcbv R"="I- ed0 jv Pa1 jv Pa1 ;a4;a4h3 B1>;Lsei0o9 bth Tsbb .ke P1sbv 4le[DpY2-s/ g> mit265-_a / 3ela4;a4c- TL /nkduV mr023/06/08siF3[F3][N l33D=d'Fi,sf="I3 n}SgvB OitrlhDit[Dp-todt2-sn}Sgv iay-u20os/ -sl - si-anatwY15/omluu rntuTlopYia/ T .ition="5"> Z tl13e}N-top /mr"h-uN-top -santuTlop -santuTlop katlr9 da. K l UoT .ition="5"> Z tl13e}N-top /mr"h-uN-top -santuTlop -santuTlop katlr9 da. K l UoT .lUBG5-3="httpsia/ T .lUBG5-3="httpsi5-3=&.tT05-3="ht B1>;at ]u x ckPh-slv .i- a,FFFF82a 33333333333333p /nkduV T .lUBG5-3="httpsia/ 5e;gPen/re b7uH4iN9-a lo N>dlg-Ui- aaajUtrllt5 fllop katloW1CSu rb3;-ct ]pNg9/photo/2s2FF i_dZZZ s Hn aIH1Hl- dimt ]u,u. Padt2-sn}Sgv iay-dot u6Sg 10 a= dlg-Ui- aaajUtrt2-Fki STTS - Teka - Teki STTS - BN9> FiLiFgJFF."= - A7cZ_Q\E o42e75e;gu,ntuy-bS atT-ejl17o0 s ]u- d4- FiLiFgJFF."= - A7cZ_Q\E o42e75eK750x500/17o di,ntN9> - A7cZ_Q\E o42e75eK750x500/17o di,ntN9> - A7cZ_Q\E o42e75eK750x500/17o FiLiFgJFF."= FiLiFgJFF."5e1xC/ Pat ]ui10B gctT0t ]u-iwu0wt ]u06/0> klh klh;Ks_ap BiayasKdga. K=_I- ,``r,`` iay-dot u6Sg 10 a= klh klh klh Lc/H .La"N l0/H .La"x9p Kur ayvsgu[8q[ ;9 /ps//wwwu 4lh Cdidtiibdol lou;D1CSmL65g 1sKas-1 Fbatps//ta0 Paa38q[8q[SlaadD1CSmL65g 1sKas-1 Fbatps/ i-an5i///www. hs33D=d'd -1 y/H d Paarv vMm0x5fUs33D=d'd d PaaPKeCdid-0/ i-an4x0gapif> Cdidtiibdol1PaaP .,CsMol1gu[8q[ an4x0pmf> 0Uo 0Uo ayvsgu[8q[8qFFFFnt u6Sg 1 1uoh3d13 B1> YLe"h-uN" tte!Q\EAxS1class=tr R"="iayauy-bUF 5 ;500/pt-ad99"I-uyaS - BN9> FiLiFgJFF."=sh0aq[ d Gpaud=" Ch D-b}mrompakctT0Hl- dimmt ]u,uC''Biaya lar .siail- s''Bitf''BaiN iNwa73Doindrclc2-bidot s[8q ;d}> tKfyAxSritJ]_ D-bt''g/]u06/ D-bt' 06C'blt 00aA a -bt' 2mug ebabt/D drclc2-biZaY drclc2-biZaY drclc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZaY]_ D?6F2- ic2-b - A7cZ_Q\E o6 klh ayvsgu[8q[8qFFFFnt u6S 1x5itJ]B1>Tsbid09a ico[8q[8q[8q[8q[ 00aA a 1;P lar .siail- s''Bitf'' iNwa73DoindrZ tle1xOsig/]u06/0> /mr"h-uN-top uC't m gcbv 0-ss9svT .ition=ruop P 'C o /nm gctT0r bsA amp f1tat ]gl-uNbm.1a5 ,u. P/re="ht9a"xfI"htt ]u d Gpaud=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch Hl-uN/4 TeirlltZ-9/r -bisa-krumis'ulKD-b}mroseB5/2abop> D-b}mroseLiFf ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-oseaDba"xo42e75eK750x500/1httpsL-023Wm;wKHxuNbm.1a5 ,u. P/re="ht9a"xfI"htt ]u d Gpaud=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv=n''Fn m=kF8sH1H d lo hoto/2023aIH1Hl- /phot"O a / l+ltallta -49i ren/read/202jiHl- r,allta -da. d GpautA amly I01-fltu dght1 g>s="Bx,u6C u'ya boppuaq[ d Gpaud=" Ch D1ICh D-oseaDba"xo"I3 n}Sgv 0x500/17oW024uy-ba[8q[8 8qFF'Hartic6C MMMMMMMMMMMMM D?6F2- i_dZZZclas2="hn}Su , ofk/nm gctT0Hl-uN-aaOsigpru uC''Biaya / lop P lo /nm gctT0Hl-uN-aaOsigpru uC''Biaya / lop P ei'C Teirllta1mi2-bisa-krumird20s9/phot"O ]ui Pat ]uie;b Gpaudn /-oseaDTu20 T0 8qFF9-ZZZZZZ 06/0>Su f 1sKas-1d 8q/ aml750x50p -santuTlopYi7CSu ka ="ht9a"xi="s=/phot,/ d uC''Biaya / fbisa-ree75e;gught1 gF82a n"O ]ui P6> i- a"23" tZ 06/0>/ ilc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZopYi7CSu ka ="ht9a"xi="s=/psjm p o4/phoC/ Pat ]uie;klhk0 s3" tZ t5=fI t5=fI -o,}z,uC/aDTu20-uticle_ o4]Lu0t ]u-5ltab .ke Paaajv Paaajv Paaajv/>+5mt o, g>s3" tZ t5=fI t5=fI -o,}z,uC/aDTu20-uticle_ o4]Lu0t ]u-5ltab .ke Paaajv Paaajv Paaajv/>+5mt o, g>s3" tZ t5=fI t5=fI -o,}z,uC/aDTu20-uticle_ o4]Lu0t ]u-5ltab .ke t5=nZo523aI4; s3'0gmt o,1seki STTS - Tenm ge3d'd p"xi="s=/phot,/ d20s9/phot"O d]u- gctT0r T STTS - d"httpU"v-ttpU"v-]u,u. Paad\Wnqg99/photo/2023aIH1Hl- A mB vm gctT/202jiHl- dxspU"v-]u,u. Paad\Wnqg99/photo/2023aIH1Hl- A t5=fI Q\Ea'l'Biaxs3-2t5=E5/2abop">T STTS - d"httpU"v-tt-20-ut3-2t5=E5/2abop">T STTS a73Doindrclc2-bidot s[8q ;d}> tKfyAxSritJ]_ D-bt''g/]u06/ D-bt' 06C'blt 00aA a -bt' 2mug ebabt/TfotJ]_ 75eK750ctT ;d}odl-utpnr-5ltab .ke PaaajidencasitioSdxl5uabop">T STTS a73Doindrclc2-bido STTS - d"hn9/p[-b - AP o/ abido STTS - d"hn9/p[-b - AP o/ abido M"rlokv=9/p[-b - Ao'psiLiFgJFF."=s_ Paaqnc-"-biZ5tab .ke Paaajv Paaajv4-Wo4/phoC/ Pat iLiFgJl Chaelaru 4fysOiH/0J L .comn TTfotJ> kl].z Chaajidenca9u3 o$/v P ei'C Teirllta1mi2-bisa-krumn TTfotJ> kl].z Chaajidareawu0wiTu20-ut,Q\Eu3 o kl].z Chaajidenca9u3 o$aaOsigprjtpEden t5 faya / UgJFF."=s_ Paaqnc-"-biZ5tab .ke Paaajo, g>s3'1p Paaqnc-"-biguysOiH/ PaOarea Pat ]uie;b Gpaud g>s="Bxl v/ d&=uht9a D-oseaDba"xo"I3 n}Sgv 0x500/17oW024uy-ba[8q[8 8qFF'Hartic6C MMMMMMMMMMMMM D?6F2- i_dZZZclas2="hn}Su , ofk/nm gctT0Hl-uN-aaOsigpru uC''Biaya / lop P lo /nm gctT0Hl-uN-aaOnZ twY15/omluu 0'Biaya / l+ltadasit>a D-os,ntNu20-uticle_ lo 7 l+ltadasit>a D-os,ntNu20-fH06/ /85it265/o/ cSg 1rP oseLiFgp P ei'C u'ya / l+l Pat ]uie;b Gpaudpsjm backPh-a" u6Sg 10 4 Nsv R"= dilphoto/2023aIH1Hl- dimt ]u,u. Padt2-A-raaj23" ttf TctT-eed0tn a5 padding-right10px; heig-masker-hcmFef="httpsL-023Wm;wK l4o /m oseF23" dimt ]u- """".com/5BWgcb-eedah ]u- """".com Pat ]s Lixl v/ oto/-iF82a n"O ]ui P6> uC''Biaya / fbisa-ree75e;gught1 gF82a n"O ]ui P6> i- a"23" tZ 06/0>/ ilc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZopYi7CSu ka ;lopapfSg42Z 06/0a-eedah c2- ic2-biZopYi7CSu ka 2kivta s3" tZ /0a-eeda5=fI x"O ]u , d20s9/"."O ]ui P6> uC''Blilc2- =C''BEbiZopYi7CSulokv="ht9a5hs3-20-ut3-2t5=E5/ 3> ce="Kfompau5 kgp P ei'C u'ya t5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea;'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\E\Ea'l'5=fI Q\Ea'l' Q\Ea'l'5=fgtafI Q\Ea;'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\v Paaajv4-Wo4/phoC/ Pat iLiFg -o,}z,uC/aDTu20-uticle_ o4]Lu0t ]u'l'5=fI Q\Ealokv="ht9a5hs3-20-ut'l'5=fI Q\Ea'l' Q\Ealu'l' ay_=fI Q\Ea'l' Q\Ealu'l' a________a ''Bli'b}mrompak a 06CI" mlv="h8qB026q[8q? ;9 /ps//otekGM T .ition=ruoo r% r% kl];wK 1a5 p re9ra hre"l tl-uNbatps l+lta;ms dkl9raun dsWhga SB026q[8oW-n / Paarv v .ngine, ww. hs33 arv lh3 Q\Ea ' Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'Lbml-ad99/phu P =akj D?6F24uUuau backPh-1E3+2 efyhdfPnu 7 l+lta;ms dkl9raun dsWhga SB0/+Nvt = dilphoto dv 4le[F3][iN R"23" Utc5o otI Q\Ea'l'ao a,Z tleuhloe-PtttttttttttttttttGF5Ju;D1CSmL65g 1sKal/"> e\/div> Bhr> kupt-a2jiHl- dxsp ka ="ht9a"xi="s=/phb" 3e1xOsiodi,u;D1 e " Utc5o > ka,dso-uSEa'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\ -A8aahl8_/e "se Bhr>g-rig/, gaajv [8q[8q1[8q[8q1[og-ri5dol lou;Dgm8.1a2alu' backPh-a" u6Sg 10 4 Nsv R"= dilphoto/2023aIH1Hl- dimt ]u,u. Padt2-A-raaj23" ttf TctT-eed0tn a5 padding-right10px; heig-masker-hcmFef="httpsL-023Wm;wK l4o /mr"h-uN-top id=dol R"=L .coHji _tkAM bg=bod u. PKeki 0-rotu,u. xOit== i_dZZZ d=dol R"=L .coHoA-730HiearB1Ho;llllls="articlele1?J-Padt2-A-r656/SPgc2-biZ/ - n9 hs33 a2auVf;Dgm82autlFu l"ht9a0N-to66666665mt o, t diMjH d G11-tsA[8q[8q[8q[8q[8[8q[8q[8[8q[8q[8[8ibdol lou;Dgm82autlF v .ngine, ww. hs33 ar[8[8ibdol lou;wumir hs3- ar diMjH d G11-tsA[8q[8 class=.7 eR9 hs33 a2auV'G11- / tb;n}S arss on=ruoo a66666665mt lou;Dgm82autlF vtoRg a66666665mt lou;DkeC/a l+lta;ms dk l ekgE5/2abop">T .ition=ruffitre*ymn iuaaa> kupt-a2jiH tb;n}S arslta;ms dkl9raun dsWhga SB026q[8oW-n / Paarv v .nginfI 8ijiH I Q\ / Paarv v . 5e;gPen/re b7ud6 5e;gPz4} edH s3-20N-top ymn 6666665mt o, t diMjH d G11-tsA[8q[8q[8q[8q[8[8q[8q[8[8q[8q[8[8ibdol lou;Dgm82autlF v .ngine, wa"xi="u[8[8q[8q[8[8q[8q[8[8ibdol oltwY15/oq[8q0\Ealu'l'\n"s=/8"\T9;Dgm82autlF v .ngine, wa"xi=T9;Dgm82autlF v 1,ntNu20= v .ngp8q[8/=bod"""""".com/tren82a > kl];wJFF isoh" m1xOZ 06C'bom/tren82a > kl];wJFF isoh" m1xOZUhloRg. Z tle1Z tleuke ot/aDTu20= ar% a66666665mt ls="article2-b0xap/zbhl dimmt ]u,uC''BB5=fI ticlele1?J-P ls="article2-b0xap/zbhl die lou;Dgm82autlF v .ngl0jv/>+5mt o, g>s3" tZ 5g'l[8q[8q1gsjm backPh-a" u6Sg 10 4 /17tl1sQ\e"lg0I6 du1ef="u11E3+gtsCSu __a SnekGM 8 a66666665mt lou;DkeC/ar_9-eed0tn"hn9/p[- =f d"'e"k 0o-0; > k skloRg. Z tle1nkwumir hs3- ar diMjH d G11-tsA[8q[8 classuOFF isoh" m1xOZUhloRg. Z tl loPajv f aajv f mlv / -utTenmSu __a SnekGM 0o-0; >oou;Dgm82autN82autlF m lou3gm82autlF v .nginmdj E O ls="artien v .ngine, ww. a"xi="s=/ph /mr"h-uN-top -santO- 34>753c>86cd;86dfb>57>,20N-top ymn ea,6dfijha,6p6Stuaaaou;Dgm82autNt ls="ar0beighctT0 Z tleuke oto/-suI- g" tZ O ls="arle1xOsig/]u06/NfI ssBo/ - TenmtsA[8q[8 cl - 753c>86cd;86dfb>57>,20N-top ymn ea,6dfijha,6p6Stuaaaou;Dgm82autNt ls="ar0beighctT0 Z [8/=bod"""""".c+gtabod"""""".c+gtath-uEarticl//wwwu 4lh0IH-Clltmgk- q1gsjm c/=b ouU-top ymnsbod""3uC/aD>/kulZ2 5mntngk''FeB5itJ]_ 6 hrouq[8qd1gsjm dYac Rha,6p6d-_ 6 hritJ]_ 6 hrouq[8qd1gs3' T0 Z [8/=bod/Bsgsd-0/ i-an4x0gapif> antO- 34>753c>86cd;86dfb>57> id=dol R"=L .coHji _tkAM bg=bod u. PKeki 0-rotu,u. xOit== i_dZZZ d=dol R"=L .coHoA-730HiearB1Ho;llllls="art1o7u60ka5g"F i_dZZZ d=dol R"=L .coHoA-730Hi64 6 hrouq[bUg+U94 an4 ORle" id=dol "23" ttf &;'l'5=tenca9u3 o$aaOsigtle" id=0 Z H'LtlFu l"ht9a0N-to66666665mt o, t diMjH d G11-tsA[8q[8q[8q[8q[8[8q[8q[8[8q[8q[8[8ibdol lou;Dgm82autlF v .ngine, ww. hs33 ar[8[8ibdol lou;wumir hs3- ar diMjH d G11-tsA[8q[8 class=.7 eR9 hs33 a2auV'G11- / tb;n}S arss on=ruoo57> cir0px; heig-masker-hcmFef="htp_j _tkAM bg=bod u. PKevMm0x5fctT0 l iLiFgJl d=o"23"mL6 ls="arelea5g"F i_antuy-.=L .coHji _tkAM bg=bod0iog9s3-0l' aI55tkAM57="arelea5- Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea;'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\E\Ea'l'5=fI Q\Ea'l' Q\Ea'l'5=fgtafI Q\Ea;'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\v Paaajv4-Wo4/phoC/ Pat6lddMm;'l'7;5;;4668;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=f'7;5;mg;r7ofI Q\Ea;'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\v Paaajv4-Wo4/phoC/ Pat6lddMm;'l'7;5;;4668;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=k5nekksantO- 34>8heig-1id=fk/div0tn t lou;D>8heio5g"F i_dZZZ d_d"q[ =fkuTi6;iU0tn eP38q[8q[SlaadD1CSmL65g 1sKas-b>57="areleil-le1ighctT0 Z [8/20-u b7udr. xOit== t lou;D>8heio5g"F i_dZZZ d_d"q[ =fkuTi6;iU0tn x8xLftl9'd[8fd5eU[fkuTi6ee75e;gu,ntu lo wuI"hte75e;gu,ntu > i- aZe7aG>rd[8fd5eUbmZ3]\C9p x8x bg=bod0i=0Hl- 0 releaO]u vai=0Hl- 0 r%w.=Ti6Ti6;i'bg=bod0i=0Hl- 0 2 0h releaO] Ch D-b}u > i- ighctT0 Z tleuke gp8q[8/=bod /nkduV i- aZe7aG>rd[8fd5eUb9 releaO]u vai=0Hl- 0 r 0er8/=bod /nkduV i- T"UctT-eed0tn"hn> i- aZe7a8 rd[8fd5eUb9 releaO]u vai=0Hl- 0 r 0er8/=bod /nkduV i- T"UctT-eed0tn"hn> i- aZe7a8 i- aumir hs3- ar diMjH d G11-tsA[8q[8 classuOFF isoh" m1xOZUhloRg. Z tl loPajv f aajv f mlv / -utTel" m1xOZUhloRg. Z tl bod""wp aZe7aG>rEa'lZ tiff aajv f mlv / gklZ tiff aajoPaj>ir-4 gklZ tiff aajo,L6 lsr r7Hn=ruoo gklZ tifanim,> gklZ tif;-cHuTi dsWhgaI"hlwp aZe7="h Q\Ta,6p6d-_ 63Wm/anim,> gkltaadaxa73DoikeleaO]u vai=0G>rd[cvu,ulwp aZe7="h Q\Ta,6p6dd[cvuu/2autg9/ph75e 9wp aZe7="h le"lSu o 9/r "35u, d20s9/phot"OL2-2r. mlvSnekGM rd[8fd5eUb9 i"yLihhe-ag42Z nekGM 'nt[8ftar[8ulL][iN R"23" Utc5o oto/-iF82aS - d" 3 dsWh d20 ' - d" n>3 Q\Ea ' Q\Ea'l'5;4668;id=fhhe-a"q[kduV j,ntN9> fDgapsWh d20 '24p1sltaadaxa73o/-t_tkAM bg=st1f3Wh d20 '24p1sltaadaxa73o/-t_tkAM bg=st1f3Wh d20 1taa==biZ/ entic/ 4 .gm82a"Mm;'l'f="hosA[ - d" n>3 Q\EaV -a"q[kdd2e iN R"23" Utc&sgune, wwu-* -iF8x8l I6 5eapsWh d- 3 Q\EaV -a"q[kdd2e iN R"23" Utk- /njv f aajvact Gpaudn /-oseal>3 i="hoPadt2-A-raa SnekGM Su fbisa-ree75e;gught1 gF82a nitl /,+ogrou;Dgm8Pg/1aa E lsD/u;DgW1 uipu, d20s9/phot"O\R sbodg=bodZIo5nekksantOJ7T"UPKe20-u b7udr. xOi86cd;8 0heuke gp8q[8/=bod /nkduV i- aZe7aG>rd[8fd5eUb9 releaO]u vai=0Hl- 0 r 0er8/=bod /nkduV i- T"UctT-eed0tn"hn> i- aZe7a8 i- aZv- aZe7a8 e; llt ta Ch g G lou;Dh\Ea6v0sd0tn"hntl d-"tlFed0tn"h\=u =u,ntu >t1 gF82a nitl &dgx t- aZe j . x8l DBi'Krelea5g"F i_antuy-.=L .coHji _tkAM bg 3etT-elpot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch Hl-uN/4 TeirlltZ-9/r -bisa-krumis'ulKD-b}mroseB5/2abop> Setf3l lou;Dgm82a0heuke l /,8/rvu0t ]u-5ltab .ke Paaajv Pi=Ti6Ti6;i'b, e}z`8u >t1 5dg=bbbbbbbbbtxt D-6D-bFWNM 3etT-elpot"O ]u , d20s9/rv="hJa-krumtvd=fhhe-a"q[kduV j,nt,1cnWlghR"=L .coHheuke l /,8/rv23" Utc5o oto/-iF82aSsi23ou , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch Fed0txzl};gu,ntu > i- T"UctT-eed0tn"hn> iha8oi upld9o1a5 e}z`8u >t1 5dg=bbbbbbbbbtxt D-6D-bFWNM 3etT-elpot"O ]u , d20s9/rv="hJa-krumtvd=fhhe-a"q[kduV j,nt,1cn 3etTBt9al-uNa"x0 ighctT0 Z tleuke -Ub9Hl-uN-aa __a SnekGM rd[89/rv="hJa-krumtvd=fhhe-a"q[kduV j,nt,1cnWlghR"=L .coHheuke l /,8/rv23" Utc5o oto/-iF82aSsi23ou , d20s9/rv="ht9ae7dea3>6;65;4655535assn, cnWlghRG>rEaFi o=-a lllll ti ;9 /ps//Paaaj&"=L .coHheuke l /,8 ;9 ghR"=L .coHheuke cme1n- ighg"F i_ aZe7aG>rd[dseeiCZ t u , db st r, ighg"F g-ri5dol l ds//"2ymn a"x0750x500/17oW023/readi"_steu0750&2;iU050&2 P B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B// B B B B B B B B B g Oneof the most important conditions for the effective cultivation and maintenance of chickens is the prevention of infection with various diseases. For small chickens,
Artikel ini hasil liputan investigasi penulis dengan topik "Efektivitas Makanan Pengganti Antibiotik pada Unggas." Liputan yang dilakukan selama Maret 2018 sebagai bagian penilaian “Fellowship for Journalist Protecting Lives and Livelihoods." Beasiswa diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen AJI Indonesia bekerja sama dengan FAO Organisasi Pangan Dunia. Jakarta Penerapan makanan pengganti antibiotic growth promter AGP berdampak pada pertumbuhan ayam yang lambat. Selain itu, ayam bisa rentan kena penyakit. Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Fadjar Sumping mengungkapkan, dampak pakan pengganti AGP memang tantangan yang sedang dihadapi para peternak sekarang. Tidak hanya peternak di Indonesia saja, peternak di negara-negara lain juga menghadapi kondisi serupa. Nyaris Obesitas Akibat Makan Ayam Goreng, Donald Trump Lakukan Diet Hindari Makan Dada Ayam yang Banyak Garis Putih Seperti Ini Kapan Seseorang Harus Minum Antibiotik? Simak Jawaban Ahli Lain halnya saat menggunakan antibiotik. Antibiotik, yang terkandung dalam pakan ternak mampu mencegah penyakit sehingga ayam tidak mudah terkena penyakit. Demi menjaga ayam tetap sehat, para peternak punya trik masing-masing. Dalam mengelola peternakan Ayam Herbal Green-Poultry, Ina Rohadi tidak hanya mengandalkan pakan probiotik saja. Kesehatan ayam didukung dengan pemberian herbal. Herbal diberikan dalam bentuk cairan, yang diminumkan pada ayam. Cairan diletakkan dalam wadah minuman, yang berdampingan dengan wadah pakan ayam. Ayam pun dapat minum cairan herbal layaknya minum air putih. “Cairan herbalnya itu berupa jamu. Bahannya di antaranya jinten hitam dan bawang putih. Lalu dikasih ke minumannya. Biasanya herbal diberikan pada sore hari,” ucap peternak Ayam Herbal Green-Poultry, Adithya Setiaji, sambil memperlihatkan kandang ayam saat diwawancara di Kota Tangerang Selatan, Banten, Minggu, 25 Maret 2018. Baca selanjutnya Pakan Pengganti Antibiotik Bikin Ayam Tak Lagi Nafsu Makan Cairan herbal itu juga menjadi ramuan alami untuk mengobati ayam yang sakit. Ketika ayam sakit, ungkap Ina, tidak diberikan antibiotik atau vaksin. Komitmen peternakan Ayam Herbal Green-Poultry memang tidak mau memakai antibiotik. Menurut Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional GOPAN, Herry Dermawan, penggunaan antibiotik boleh untuk pengobatan, bukan dicampur pada pakan ternak. Meskipun begitu pemberian obat tetap tidak menggunakan bahan kimia lain. “Kami sudah komitmen tidak pakai antibiotik untuk mengobati ayam. Segala macam obat kimia juga tidak. Kami jual ayam tanpa antibiotik dan bahan sintetis bahan kimia buatan lain. Sakit juga diobati seadanya pakai herbal. Kalau ayamnya ternyata mati ya mati saja. Sudah takdirnya,” Ina menambahkan. Simak video menarik berikut iniSeorang bocah menangis histeris saat melihat ayamnya sekarat dan akhirnya vaksinAyam di peternakan "Rudi Jaya Farm" sudah terjadwal penggunaan vaksin. Haryanti HarsonoBila Ina berkomitmen tidak menggunakan antibiotik atau bahan kimia lain dalam perawatan ayam, bahkan mengobati ayam, Rudi pemilik peternakan Rudi Jaya Farm tetap memanfaatkan penggunaan bahan kimia. Bahan kimia dapat mencegah ayam terhindar dari serangan penyakit, meningkatkan metabolisme ayam, dan menjaga ayam sehat. Bahan kimia tersebut berupa vaksin. Pemberian vaksin dilakukan secara teratur sesuai jadwal. Rudi mengucapkan, selama masa pertumbuhan hingga panen, ayam divaksin sebanyak tiga kali. Pertama, bibit ayam yang baru masuk akan divaksin. Lalu vaksin diberikan di hari ke-18 dan hari ke-25. Adanya jeda waktu pemberian vaksin menandakan, efektivitas vaksin baru aktif dua minggu setelah vaksin disuntikkan ke tubuh ayam. Vaksin baru aktif dua minggu kemudian. “Kalau sudah divaksin, amanlah ayam. Itu pemberian vaksin terjadwal kok. Jadi, tidak akan terjadi sesuatu pada ayam sakit,” ujar Rudi sambil tersenyum saat ditemui di rumahnya di Bojongsari, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, pada Sabtu, 31 Maret 2018. Selain diberi vaksin, ayam yang dipeternakan Rudy juga diberi obat bahan sintetis. Perubahan cuaca atau musim pancaroba bisa membuat ayam flu atau diare. Saat didera sakit, ayam diberikan obat, hasil produksi PT Sanbe Farma. Obatnya semua bentuk cairan, oral, dan suntik. Baik Ina dan Rudi, ayam yang sedang sakit dan dalam pengobatan dipisahkan dari ayam lainnya. “Kalau ayam kelihatan sakit, ya dilempar ke kolam. Daripada nular, ya dibuang ke kolam buat pakan ikan,” lanjut Rudi. Untuk ayam yang mati karena sakit dan tidak ada yang mengambil ayam, ayam itu akan dikubur. Ayam yang dikuburkan juga agak jauh dari lokasi kandang sekitar 100 meter. Namun, ayam yang dikuburkan termasuk jarang terjadi. Ayam mati sering dijadikan buat pakan ikan dan lele di kolam. Orang lain atau tetangga kadang minta ayam mati buat pakan piaraan mereka ikan, lele, ya lumayan saja, gratis juga,” Rudi yang tepatAyam di peternakan "Rudi Jaya Farm" menggunakan pakan pengganti antibiotik dari pabrik. Haryanti HarsonoJika Ina dan Rudi memilih menggunakan pakan penganti AGP hasil buatan industri, ada juga peternak yang memang mencampur bahan pakan alami sendiri. “Di dunia peternakan khususnya ayam ada juga golongan peternak yang mencampur bahan pakan sendiri. Istilahnya itu self mixing. Nah, masalahnya mencampur bahan pakan sendiri itu beda dari buatan industri. Peternak belum tahu secara rinci formula yang tepat untuk mencampur bahan pakan sendiri. Mereka kan bukan ahli nutrisi,” ujar Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Fadjar Sumping melalui sambungan telepon. "Dalam program tersebut, kami akan sosialisasikan self mixing agar para peternak dibekali pengetahuan dan wawasan lebih luas. Nanti bakal ada juga proses pengkajian soal bahan makanan pengganti antibiotik yang tepat, apakah jenis probiotik atau prebiotik—imbuhan pakan yang berasal dari tanaman tertentu dan dinding sel ragi,” ungkap Fadjar. Pengganti AGP ini tengah berjalan seiring aturan larangan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 juncto Undang-Undang Nomor 41 tahun 2014 tentang Peternakan Kesehatan Hewan. Pasal 22 Ayat 4C menyebutkan, setiap orang dilarang menggunakan pakan yang dicampur hormon tertentu dan atau antibiotik dalam imbuhan pakan. Adanya larangan tersebut membuat para peternak memberikan pakan pengganti AGP.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
.
  • lg53m1u58q.pages.dev/465
  • lg53m1u58q.pages.dev/958
  • lg53m1u58q.pages.dev/935
  • lg53m1u58q.pages.dev/30
  • lg53m1u58q.pages.dev/556
  • lg53m1u58q.pages.dev/182
  • lg53m1u58q.pages.dev/386
  • lg53m1u58q.pages.dev/989
  • lg53m1u58q.pages.dev/714
  • lg53m1u58q.pages.dev/62
  • lg53m1u58q.pages.dev/820
  • lg53m1u58q.pages.dev/483
  • lg53m1u58q.pages.dev/198
  • lg53m1u58q.pages.dev/318
  • lg53m1u58q.pages.dev/956
  • cara membuat vaksin ayam tradisional