Jenisjenisbrowser yang sering digunakan adalah. 10 macam software yang digunakan untuk mengakses internet. 10 software untuk mengakses internet. Google chrome. Browser yang dipopulerkan oleh perusahaan raksasa google. Berfokus pada peningkatan kinerja aplikasi web.
Dalam artikel yang berjudul Sudahkah Anda Melakukan Tahadduts Bin Ni’mah? telah disebutkan bahwa menyebutkan nikmat Allah merupakan perintah Allah dan salah satu bentuk bersyukur kepada Allah Ta’ala. Dan sudah dijelaskan pula bahwa nikmat yang diperintahkan untuk disebutkan meliputi nikmat dunia maupun agama. Dengan demikian amal sholih termasuk salah satu kenikmatan yang diperintahkan untuk disebutkan juga, bahkan hakikatnya kenikmatan agama lebih besar daripada kenikmatan jika ada seorang muslim menyebutkan amal shalihnya kepada saudaranya, apakah ini dinilai sebagai perbuatan riya’ memamerkan amal shaleh atau ujub membanggakan amal shalih? Berikut keterangan para ulama rahimahumullahIbnul Qayyim rahimahullah berkata, “Perbedaan antara menyebutkan nikmat Allah tahadduts bin ni’mah dengan ujub merasa bangga dengan nikmat adalah orang yang menyebutkan suatu nikmat, berarti telah mengabarkan tentang sifat Dzat yang menganugerahkan nikmat tersebut, kedermawanan, dan perbuatan baik-Nya. Maka ia hakikatnya memuji Allah dengan menampakkan dan menyebutkan nikmat tersebut, bersyukur kepada-Nya dan menyebarkan kabar tentang seluruh anugerah-Nya. Jadi, maksudnya adalah menampakkan sifat-sifat Allah, memuji, menyanjung-Nya atas limpahan nikmat tersebut, mendorong diri untuk mencari nikmat itu dari-Nya,bukan dari selain-Nya, mendorong diri untuk mencintai dan mengharap-Nya, sehingga dengan demikian ia menjadi sosok hamba yang mengharap lagi tunduk mendekatkan diri kepada Allah dengan menampakkan, menyebarkan kabar tentang nikmat-Nya itu dan membicarakannya. Adapun membanggakan nikmat adalah menyombongkan diri di hadapan manusia, menampakkan kepada mereka bahwa ia lebih mulia dan lebih besar keutamaannya dari mereka, ia hendak menunggangi tengkuk baca merendahkan dan memperbudak hati mereka, serta memaksa mereka untuk menghormati dan melayaninya” Kitab Ar-Ruh, Ibnul Qoyyim, hal. 312.Syaikh Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata, “Orang yang menyebutkan keta’atan amal shaleh dirinya,tidak terlepas dari dua keadaan Pendorongnya adalah ingin menyatakan dirinya suci dan menghitung-hitung amalnya di hadapan Rabbnya. Hal ini adalah perkara yang berbahaya, terkadang bisa merusak amalnya dan menggugurkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang hamba-Nya dari menyatakan diri bersih suci, Dia berfirmanفَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ“Maka janganlah kalian mengatakan diri kalian suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa” QS. An-Najm32.Kedua, pendorongnya adalah ingin menyebutkan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala tahadduts bin ni’mah, dan ia maksudkan hal itu sebagai wasilah agar dicontoh oleh orang-orang yang semisalnya. Ini merupakan tujuan yang terpuji karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu sebutkan” QS. Adh-Dhuha 11. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,من سن في الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة“Barangsiapa di dalam agama Islam memberi contoh amal shalih maksudnya yang pertama dalam mengamalkan suatu amal shalih dan manusia mencontohnya, maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari Kiamat” Nur alad Darb 30/12. Kesimpulan Catatan Kesimpulan Jika seorang hamba menyebutkan nikmat Allah termasuk di dalamnya nikmat amal sholeh sesuai dengan yang disyari’atkan,lalu manusia memujinya sehingga ia terkesan/senang dengan pujian tersebut,namun dalam hatinya tidak ada keinginan riya`memperlihatkan ibadah agar dipuji manusia dan sum’ah memperdengarkan suara dalam beribadah agar dipuji manusia,maka itu termasuk kabar gembira yang disegerakan bagi seorang yang dinamakan kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin bentuknya adalah seorang mukmin melakukan amal shalih dengan mengharap pahala Allah ikhlas lalu Allah jadikan manusia mengetahui, menyenangi dan memujinya, tanpa ada niat sengaja memamerkan amal shalihnya dan tanpa ada niat sengaja mencari pujian manusia, lalu ia senang dan terkesan dengan pujian Abi Dzar –radhiallahu anhu– berkata, قيل يا رسول الله، أرأيت الرجل يعمل العمل من الخير، ويحمَده – أو يحبه – الناس عليه؟ قال تلك عاجل بشرى المؤمن رواه مسلم.“Ada yang berkata, Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan Anda seseorang yang beramal dengan suatu amal kebaikan, lalu manusia memujinya atau mencintainya? Beliau bersabda Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin” Diriwayatkan oleh Imam Perlu diketahui, bahwa orang yang menyebutkan nikmat Allah tahadduts bin ni’mah dengan tanpa ada niat riya` dan sum’ah, maka bukanlah termasuk kedalam kategori “sikap sengaja menampakkan jenis yang tercela”, bahkan hal itu termasuk “sikap menampakkan jenis yang terpuji”, asal sesuai dengan yang A’lam.Diolah dari dan —Penulis Ust. Sa’id Abu UkkasyahArtikel
Karenajawaban tentang pertanyaan Berikut ini adalah macam-macam bunyi pantul, kecuali? diambil dari berbagai sumber referensi terpercaya. Selain itu, jawaban atas pertanyaan Berikut ini adalah macam-macam bunyi pantul, kecuali? sebelum dipublikasikan dilakukan verifikasi oleh para tim editor.
DALAM hidup ini, seharusnya kita banyak-banyak bersyukur atas apa yang telah kita terima dan rasakan. Bersyukur atas semua yang dilimpahkan oleh Allah SWT kepada kita adalah wajib. Karena dengan bersyukur, jiwa kita akan tenang dan nikmat yang kita terima dan rasakan akan semakin memberi berkah dalam hidup kita. Bukankah Allah telah berfirman dalam Al-qur’anul Karim dalam surah Ibrahim sebagai berikut “Dan ingatlah juga, tatkala Tuhanmu memaklumkan Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih“. QS. Ibrahim [14] 7. Baca Juga 4 Kalimat Syukur yang Dianjurkan Dibaca Saat Pagi Ada banyak cara untuk bersyukur atas nikmat Allah kepada kita. Misalnya bagaimana kita mensyukuri rezeki yang dilimpahkan kepada kita? salah satu adalah dengan menafkahkan harta kita kejalan yang benar, berzakat, ber infak, sedekah dll yang diridhoi oleh Allah. Jika kita diberi kesehatan, syukurilah dengan menjaga kesehatan, menjaga badan serta anggota tubuh dari hal-hal yang bisa merugikah badan atau tubuh kita sendiri. Secara garis besar, ada lima nikmat Allah SWT yang harus kita syukuri. Diantaranya adalah sebagai berikut Nikmat Fitriyah. Nikmat Fitriyah adalah nikmat yang ada pada diri kita atau personal kita. Misal Allah memberikan kita hidup ini, tangan, kaki, wajah yang menawan, mata, telinga dan anggota tubuh yang lain. Ini wajib kita syukuri. Dan janganlah angkuh seandainya kita diberikan rupa yang menarik. Syukurilah bahwa itu nikat yang diberikan oleh Allah semata-mata untuk hak-hal kebaikan. Nikmat Ikhtiyariyah. Nikmat ini berupa nikmat yang kita peroleh atas usaha kita. Misalnya Harta yang banyak, Kedudukan yang tinggi, Ilmu yang banyak, Pengaruh yang besar, Posisi, Jabatan, Tanah, Mobil dan lain-lain yang kita peroleh atas usaha kita. Nikmat ini harus kita syukuri. Sedekahkan harta yang kita miliki dan pergunakan ke jalan yang diridhoi Allah. Jika menjadi pemimpin dengan jabatan yang tinggi, jangan kita salah gunakan jabatan tersebut, karena itu semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Baca Juga Cara Keliru Dalam Mensyukuri Nikmat Nikmat Alamah. Nikmat alam sekitar kita. Kita tidak bisa hidup jika Allah tidak memberikan nikmat alamiah ini. Misalnya Air, Udara, Tanah dan lain-lain. Mari kita syukuri semua ini dengan menjaga alam ini dari kerusakan. Menjaga udara dari pencemaran, banyak-banyak menanam pohon dan lain-lain. Nikmat Diiniyah. Nikmat Diiniyah adalah nikmat Agama Islam. Nikmat Iman. Bayangkan jika kita terlahir bukan dari rahim seorang muslimah? Mungkin saat ini kita menjadi kafir. Maka syukurilah nikmat-nikmat diin yang diberikan Allah kepada kita dengan menjalankan perintah-perintah agama serta menjauhi larangan Allah SWT. Nikmat Ukhrowiyah. Nikmat Ukhrowi adalah nikmat akhirat. Nikamt inilah yang akan kita petik nanti jika telah dihisab di yaumil mahsyar. Nikmat ini tergantung dari apa yang kita perbuat didunia ini. Jika semua nikmat diatas telah kita terima dan kita syukuri dengan baik, maka nikmat ukhrowi ini yang akan kita dapatkan dan rasakan jika nanti sudah di alam akhirat. Harus kita sadari bahwa hidup didunia ini hanyalah sementara. Ada batas waktu yang telah ditentukan Allah dan jika telah tiba waktunya kita semua akan mati. Begitu juga nikmat yang diberikan Allah adalah bukan milik kita melainkan titpan semata. Maka sudah sepantasnyalah kita menjaga dan bersyukur atas “titipan” itu karena suatu saat itu semua akan dikembalikan kepada Allah SWT. [] Sumber
AllahSWT berfirman dalam surat Ath-Talaq ayat 1 yang artinya: "Itulah hukum-hukum Allah dan barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Engkau tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah hal yang baru." Allah SWT adalah yang Maha Kaya.
Syukur adalah bagian dari tingkatan yang ditapaki para kekasih Allah subhanahu wata’ala untuk sampai pada keridhaan-Nya. Karenanya, di dalam al-Quran banyak sekali ayat menjelaskan keutamaan syukur atas nikmat Allah. Di antaranya, kata syukur disandingkan dengan ingat kepada Allah subhanahu wata’ala. Surat al-Baqarah ayat 152 menyebutkan hal ini. فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” QS. Al-Baqarah 152 Tersebab begitu pentingnya pembahasan syukur tas nikmat Allah, akhirnya para ulama membuat pembahasan khusus tentang ini di banyak kitab mereka. Di antara ulama yang membahas bab syukur atas nikmat Allah dengan sangat sistematis adalah Imam Abu Hamid al-Ghazali rahimahullah. Dalam kitabnya yang sangat fenomenal, Ihya’ Ulumuddin 4/79-81, beliau menjelaskan bab syukur bahkan sampai 15 sub pembahasan. Ini bukti betapa serius dan urgennya pembahasan ini. Di antara pembahasan syukur dalam kitab Ihya’ Ulumuddin adalah ekspresi manusia dalam menampakkan nikmat Allah subhanahu wata’ala. Imam al-Ghazali di awal pembahasannya tentang hakikat syukur menyebutkan bahwa keadaan haal yang diekspresikan seseorang bisa mengungkapkan apakah syukurnya tersebut hakiki atau hanya sebuah kepalsuan belaka. Beliau lantas menerangkan definisi mengekspresikan syukur yang hakiki adalah sebagai berikut, الفَرَحُ بِالْمُنْعِمِ مَعَ هَيْئَةِ الْخُضُوْعِ وَالتَّوَاضُعِ “Eskpresi kebahagiaan terhadap sang pemberi nikmat dengan penuh ketundukan dan kerendahan diri.” Dari sini bisa dipahami bahwa ekspresi syukur yang benar bukanlah terhadap nikmat yang diberi akan tetapi karena siapa yang memberi. Sehingga dalam keterangan selanjutnya, masih dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, beliau berkata, أَنْ يَكُوْنَ فَرَحُكَ بِالْمُنْعِمِ لَابِالنِّعْمَةِ وَلَابِالْإِنْعَامِ “Kebahagiaanmu atas nikmat hendaknya karena sang pemberi nikmat bukan karena nikmat atau pemberiaan itu sendiri.” Imam al-Ghazali kemudian menjelaskan lebih detail terkait ekspresi kebahagiaan atas nikmat Allah. Beliau membagi manusia menjadi tiga tipe dalam mengekspresikan kebahagiaan ketika mendapatkan nikmat. Tiga tipe ini beliau ilustrasikan dengan seorang raja yang ingin mengadakan sebuah perjalanan, lantas raja tersebut menghadiahkan seekor kuda kepada seseorang dengan tujuan agar ia mau menemani perjalannya. Dalam mengekspresikan kebahagiaan mendapat kuda dari raja ini maka akan didapati tiga macam bentuk tipe manusia sebagai berikut. Pertama, Bahagia karena mendapat kuda. Orang tersebut bahagia mendapat kuda, ekspresi kebahagiaannya karena kuda adalah asset yang bisa dia manfaatkan, transportasi tunggangan yang sesuai dengan keinginan, gagah, dan mewah. Kebahagiaannya bukan karena yang memberi adalah seorang raja, tapi semata karena barang yang diberikan adalah kuda. Seandainya dia mendapat kuda tersebut di padang sahara sekali pun, dia akan tetap merasa berbahagia sebagaimana dia mendapat kuda dari raja tadi. Menurut imam al-Ghazali, tipe ekspresi kebahagiaan seperti ini tidak merepresentasikan makna syukur yang sebenarnya. Sebab kebahagiaan orang tersebut hanya terbatas pada barang yang diberikan, bukan karena siapa yang memberi, juga bukan karena tujuan dari pemberian itu. Setiap orang yang mengekspresikan kebahagiaan atas nikmat yang didapat hanya sebatas karena nikmat itu saja, maka yang seperti ini tidak mencerminkan rasa syukur. Demikian penegasan imam al-Ghazali. Kedua, Bahagia karena yang memberi dia kuda adalah Raja. Orang tersebut bahagia dengan pemberian itu. Namun bukan karena kudanya, tapi karena itu adalah pemberian seorang raja. Sehingga, dengan kuda itu dirinya bisa membantu sang raja, menemaninya, dan perhatian terhadapnya. Karenanya, seandainya dia mendapatkan kuda itu di padang sahara, atau orang yang memberi bukan seorang raja, maka sikapnya akan biasa saja. Sebab, pada dasarnya dirinya memang tidak membutuhkan kuda itu. Materi Khutbah Jumat 3 Nikmat Allah yang Sering Diabaikan Imam al-Ghazali mengkategorikan ekspresi kebahagiaan seperti ini termasuk bentuk bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala. Ini ditinjau dari kebahagiaan tersebut muncul karena sang pemberi, bukan sebatas karena apa yang diberi. Lanjut beliau, ini adalah ekspresi syukur orang-orang shalih, mereka menyembah Allah subhanahu wata’ala dan bersyukur pada-Nya. Takut akan siksa-Nya dan mengharap pahala dari-Nya. Ketiga, Bahagia karena memahami maksud Raja memberi dia kuda. Orang tersebut bahagia dengan pemberian kuda itu. Kemudian kuda itu ia gunakan dengan penuh tanggung jawab untuk berkhidmat kepada sang raja dan memikul beratnya perjalan menemani raja. Pengabdiaan tersebut ia tunjukkan untuk memperoleh kedekatan dengan sang raja, bahkan dengang penuh harap ia berusaha memperoleh kedudukan sebagai wazirnya perdana menteri. Namun maksud dari ini tidak semata hanya ingin menjadi wazir raja, tapi tujuan sebenarnya adalah untuk bisa dekat dengan raja. Sehingga, seandainya sang raja memberi pilihan kepadanya antara menjadi wazir tapi tidak dekat dengan raja, atau dekat dengan raja tapi tidak menjadi wazir, maka pilihan kedua pasti diambilnya. Sebab, kedekatan dengan raja itulah tujuan utamanya. Inilah kategori ekspresi syukur yang paling sempurna, tegas Imam al-Ghazali. Ekspresi kebahagiaan orang tersebut tumbuh atas nikmat Allah subhanahu wata’ala, bahwa nikmat itu adalah pemberian-Nya, wasilah yang mengantarkannya semakin dekat kepada Allah subhanahu wata’ala, berada disamping-Nya, dan bisa melihat wajah-Nya. Ekspresi bahagiannya bukan karena dunia. Dalam pandangannya, dunia hanyalah tempat menanam agar kelak bisa memanen di akhirat. Sehingga rasa sedih akan muncul ketika nikmat yang diberi justru melalaikannya dari mengingat Allah subhanahu wata’ala dan menghalanginya dari jalan-Nya. Inilah tiga tipe manusia dalam mengekspresikan nikmat Allah subhanahu wata’ala. Dari tiga kelompok ini, nomor dua dan tiga adalah kelompok orang-orang yang benar-benar bersyukur. Sedangkan nomor satu, bukanlah orang yang bersyukur. Keterangan imam al-Ghazali ini kemudian diakhiri dengan beliau mengutip statemen imam as-Syibli rahimahullah, الشُّكْرُ رُؤْيَةُ الْمُنْعِمِ لَا رُؤْيَةُ النِّعْمَةِ “Syukur adalah melihat siapa yang memberi, bukan melihat apa yang diberi.” Semoga Allah subhanahu wata’ala menjadikan kita semua termasuk hamba-hamba-Nya yang bersyukur. Wallahu A’lam. Muhammad Ridwan/ Baca juga artikel tentang Tadabur atau artikel menarik lainnya karya Ustadz Muhammad Ridwan, Artikel selanjutnya Akhlak Nubuwah 1 Sederhana Dan Bersahaja
Berikutini adalah macam-macam nikmat Allah, kecuali. A. Binatang ternak B. Pasangan C. Hujan D. Bumi tempat tinggal manusia E. Zakat Jawaban: E. Zakat 36. Berikut ini adalah cara-cara bersyukur kepada Allah Swt, kecuali. A. Membaca hamdallah B. Mengerjakan salat lima waktu C. Mempercayai kebenaran rukun iman D. Belajar dan mengajar Al-Qur'an
Masalah akhlak adalah perkara yang agung dan kedudukanya sangat tinggi dalam agama islam, karena agama ini adalah agama yang menuntun manusia pada akhlak yang mulia. Para ulama membagi akhlak menjadi dua bagian , yaitu Al-Akhlak Al-Mahmudah akhlak yang terpuji Al-Akhlak Al-Mazmumah akhlak yang tercela . Imam An-nawawi rohimallah menyebutkan dalam kitab RIYADHUS SHOLIHIIN. Membuat Sebuah bab berjudul BAB husnil khuluq bab akhlak yang baik. Syeikh Salim Al-Hilali menjelaskan,” yang dimaksud dengan khusnul khuluq akhlak yang baik adalah kumpulan perkara-perkara dan amalan-amalan yang baik menurut syariat. Jika sifat-sifat yang baik itu sudah melekat pada diri seseorang, maka tidak keluar darinya kecuali perkataan-perkataan yang bagus dan perbuatan-perbuatan yang baik. Oleh karena itu, ada yang mengatakan bahwa husnul khuluq ahklak yang baik itu adalah memilih perkara yang baik-baik dan meninggalkan yang hina.” Akhak yang mulia adalah sifat para Nabi dan Rasul. Allah memuji akhlak Nabi Muhammad shallallahu’ alaihi wasallam di dalam Al-Qur’an وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ Artinya , “ Dan sesungguhnya engkau benar-benar memiliki budi pekerti yang agung” QS AL-Qolam 4 Diantara akhlak mulia yang disebutkan oleh para ulama adalah jujur, sabar ketika menghadapi cobaan, berlaku dermawan, berkata baik dan berwajah ceriah saat berjumpa, memuliakan tamu, bertaubat ketika melakukan kesalahan, mema’afkan ketika ada orang yang berbuat salah, menyambung silaturahim yang terputus, kros cek terhadap setiap berita yang sampai padanya, kasih sayang, lemah lembut terhadap sesama muslim, dan lain sebagainya. Adapun di antara ahklak yang buruk adalah kebalikan dari akhlak-akhlak yang mulia di atas, yaitu dusta, berbohong, tidak sabar di dalam menghadapi musibah, bakhil pelit, mengingkari janji, dengki, iri, suka mengadu domba, memfitnah sesama muslim, suka meminta-minta untuk pribadinya, memutuskan tali silahturahim, dan sebagianya. AKHLAK BURUK Defenisi ahklak yang buruk yaitu. Menuruti keburukan dan mencegah kebaikan. Menghiasi diri dengan hal-hal yang hina dan menjauhkan dari segala hal yang utama. Akhlak yang buruk adalah perbuatan yang rendah serta jalan yang hina. Allah dan Rasul-Nya membenci hal tersebut. Bahkan pada hakikatnya, manusia membenci akhlak yang buruk dan menjauhi pelakunya. Akhlak yang buruk menjadi sebab dijauhi oleh orang banyak, memecah belah persatuan, mencegah kebaikan, dan menghalangi pelakunya dari hidayah. Dia juga sebagai penyebab kesedihan dan kegundahan, mendatangkan kesusahan dan hati sesak, bagi pelakunya juga orang-orang yang bergaul dengan mereka. Nabi shallallahu’alaihiwasallam bersabda إِنَّ اللهَ كَرِيمٌ يُحِبُّ الكَرَمَ وَ مَعَالِيَ اْلأَخْلاَق وَ يُبْغِضُ سَفْسَافَهَا Artinya “ Sesungguhnya Allah itu Karim Maha Dermawan,lagi mencintai sifat dermawan dan mencintai akhlak-akhlak yang mulia, dan Allah membenci perkara-perkara yang hina. Hasan, HR Hakim dalam Mustadrok152 DI ANTARA BENTUK AKHLAK BURUK YAITU 1. SOMBONG Sombong merupakan sifat yang di benci oleh syariat, fitrah dan akal. Orang yang sombong dibenci oleh Allah dan dibenci pula oleh mahkluk yang lain. Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ رَجُلٌ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ Artinya Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kibr sombong walaupun hanya seberat dzarrah. HR. Muslim Nabi telah menafsirkan makna kibr sombong dengan penafsiran yang amat jelas dan luas. Beliau bersabda الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْصُ النَّاسِ Artinya “ Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan meremehkan manusia”. HR. Muslim Termasuk sikap sombong yaitu membantah orang yang mengajarimu, merasa lebih tinggi, dan beradab yang jelek terhadapnya. Juga termasuk sombong yaitu menganggap rendah orang rendahan yang memberikan faidah kepadamu. Hal ini banyak menimpa para penutut ilmu. 2. BERDUSTA Nabi melarang dari perbuatan dusta. Ini mencakup dusta dalam segala sesuatu. Jadi tidak benar, orang yang mengatakan, “Berdusta itu jika tidak menimbulkan bahaya untuk orang lain maka tidak mengapa.” ini adalah perkataan yang batil, karena tidak ada nash yang menunjukan perkataan tersebut. Tetapi yang ada adalah nash yang mengharamkan perbuatan dusta secara mutlak. Oleh karena itu, berdusta adalah pangkal kejahatan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ’alaihi wasallam وإنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ، وإنَّ الفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّار وإنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا Artinya “Dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan di catat di sisi Allah sebagai pendusta pembohong” Muttafaqun’alaihi 3. RASA MALU YANG TIPIS BAHKAN TIDAK ADA RASA MALU. Malu adalah akhlak perangai yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela. Ahklak ini menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat dan mencegah dari sikap melalaikan hak orang lain. Buah dari rasa malu adalah iffah menjaga kehormatan. Siapa saja yang memiliki rasa malu hingga mewarnai seluruh amalnya, niscaya ia akan berlaku iffah. Dan dari buahnya pula adalah bersifat wafa setia atau menepati janji. 4. HASAD DENGKI Artinya membenci datangnya nikmat Allah kepada orang lain. Jadi, hasad bukan mengharapkan hilangnya nikmat Allah dari orang lain, namun hasad adalah semata-mata ketidak senangan seseorang terhadap nikmat yang yang Allah berikan kepada orang lain. Ini adalah hasad, baik ia mengharapkan hilangnya nikmat itu dari orang lain ataupun tidak. Pengertian ini sebagaimana yang di tetapkan oleh Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah, beliau mengatakan Hasad adalah kebencian seseorang terhadap nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Allah berfirman, وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا Artinya ” Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Karena bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniahnya. Sungguh Allah maha mengetauhi segala sesuaatu”. QS An-Nisa’ 32 . Sifat hasad ini menjangkiti banyak orang, jarang yang selamat darinya. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan Karenanya dikatakan tidak ada jiwa yang terbebas dari hasad. Namun orang yang tercela menampakanya, sedangkan orang yang mulia menyembunyikanya. 5. BAKHIL PELIT Allah dan Rasul-Nya mencela dan mengencam sifat bakhil, kikir, pelit. Bakhil, kikir, pelit, adalah sifat yang tercela, tabiat yang hina dan perangai yang jelek serta termasuk salah satu penyakit di tengah-tengah umat Islam. Rasulullah selalu berlindung kepada Allah dari sifat ini. Bagaiman tidak, karena penyakit ini telah membinasakan banyak ummat, selain itu sifat ini juga menyebabkan pelakunya diseret ke dalam nereka jahannam. Karena itulah terdapat ancaman yang keras dalan Al-Qur’an dan sunnah yang shahih bagi orang yang mempunyai sifat dan pengidap penyakit bakhil, kikir, dan pelit ini. Allah berfirman وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى Artinya “ Dan adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya cukup tidak perlu pertolongan Allah, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka akan kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran kesengsaraan. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. 8-11. 6. PENAKUT Sifat penakut merupakan lawan dari berani. Sifat penakut pada diri seseorang yaitu lemah hatinya, takut kepada segala sesuatu yang tidak berani. Ibnu Maskawaih berkata Pengertian Al-jubn yaitu rasa takut pada sesuatu yang seharusnya tidak perlu ditakuti. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda. “ sejelek-jelek sifat yang ada pada diri seseorang yaitu sifat pelit yang membawa kepada ketamakan dan sifat penakut pengecut. Shahih, HR Abu Dawud dalam Sunannya 2511 Pengaruh buruk dari sifat penakut. Menghinakan diri. Tidak memiliki ketetapan hati dan tidak sabar. Masuknya segala keburukan dalam jiwa, keluarga dan harta. Orang yang penakut berarti telah berburuk sangka kepada Allah. Sifat penakut dapat membuat seseorang lari dari medan perang, dan ini merupakan dosa besar yang menyebabkan pelakunya terseret kedalam nereka. 7. MUDAH MARAH. Orang yang mudah marah, bahkan setiap hari, istri, anak-anak, pembantu tidak luput dari amarahnya. Terkadang masalah sepele, yang bukan prinsip menjadi pemicunya. Padahal menurut syariat Islam bahwa orang yang kuat adalah yang dapat menahan amarahnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda لَيْسَ الشَّدِيدُ بالصُّرَعَةِ، إنَّمَا الشَدِيدُ الَّذِي يَملكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ Artinya “ Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat itu adalah yang mampu menahan amarahnya ketika marah.” Muttafaqun ’alaihi 8. KASAR DALAM BERTUTUR KATA, SUKA BERKATA KEJI DAN KOTOR. Sifat ini dapat menyebabkan perpecahan dan permusuhan. Rasulallah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda. مَا مِنْ شَيْءٍ أثْقَلُ في مِيزَانِ العبدِ المُؤْمِنِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإنَّ الله يُبْغِضُ الفَاحِشَ البَذِيَّ Artinya “pada hari kiamat, tidak ada sesuatu pun yang yang lebih berat dalam timbangan seseorang mukmin melebihi ahklak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara kotor. Shahih, dalam Musnadnya. 9. BERMUKA MASAM. Orang yang suka bermuka masam, tidak senyum kepada sesama muslim adalah orang buruk ahklaknya,. Perangai ini timbul dari kesombongan dan tabiat yang keras. Karena jarang senyum merupakan penghinaan terhadap manusia, sementarapenghinaan kepada manusia itu timbul dari sikap ujub bangga diri dan sombong. 10. NAMIMAH MENGADU DOMBA. NAMIMAH yaitu menyebarkan suatu pembicaraan di antara manusia dengan tujuan merusak hubungan mereka. Namimah ini seperti ghibah, bukan bersumber dari orang yang mulia, melainka dari orang yang hina dan rendah. Rasullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda. لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ نَمَّامٌ Artinya “ Tidak masuk surga orang yang suka mengadu domba. Shahih, HR Ahmad dalam Musnadnya. 11. BERMUKA DUA. Terkadang, anda dapati ada orang yang menampakkan rasa cinta dan cocok kepada temannya, dia menemuinya dengan wajah berseri-seri dan sambutan hangat, tetapi ketika berbalik dari temannya, saat tidak lagi berhadapan, ia menusuknya dengan lisannya yang tajam dan mencelanya. Sifat ini merupakan sifat yang paling rendah dan hina, Pelakunya adalah orang yang paling buruk dan hina. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda وتَجِدُونَ خِيَارَ النَّاسِ في هَذَا الشَّأنِ أَشَدَّهُمْ كَرَاهِيَةً لَهُ، وَتَجِدُونَ شَرَّ النَّاسِ ذَا الوَجْهَينِ، الَّذِي يَأتِي هؤُلاءِ بِوَجْهٍ، وَهَؤُلاءِ بِوَجْهٍ Artinya “Engkau mendapati orang yang paling jelek ialah orang yang bermuka dua, yaitu orang yang menemui sekelompok orang dengan satu wajah, dan kepada kelompok lain dengan wajah berbeda. Muttafaqun’alaihi 12. BERBURUK SANGKA. Allah telah melarang kita dari berburuk sangka. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ Artinya “Wahai orang-orang yang beriman jauhilah dari banyak berperasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu termasuk dosa. QS. AL-Hujurat.12. Contoh perbuatan buruk sangka adalah Jika melihat dua orang saling berbisik, maka ia berprasangka buruk bahwa ialah yang di bicarakan. Jika mendengar celaan yang bersifat umum dalam suatu ceramah atau kajian celaan, maka ia menyangka bahwa maksud celaan itu adalah untuk dirinya. 13. MENYEBARKAN RAHASIA YANG SEHARUSNYA DITUTUPI. Sebagian orang, jika mendengar sebuah rahasia, ia merasa kesusahan dan berat karenanya, akhirnya ia mencari orang tempat menceritakan rahasia itu, padahal bisa jadi, akibat tersebarnya rahaisa itu adalah timbul permusuhan, kerusuhan dan tuduhan. Amr bin Al ash berkata Aku tidak meletakan rahasiaku kepada seorang pun, lalu aku mencela orang tersebut karena telah menyebarkanya. Bagaimana aku mencela nya sedangkan aku sendiri merasa sumpek denganya. Inilah sebagian dari ahklak yang buruk, atau perilaku dan perangai yang jelek yang wajib dijauhkan oleh kaum muslimin dan muslimah, terutama oleh penuntut ilmu,para da’I, para ustad, dan lainy. Kita wajib berusaha dan berdoa kepada Allah agar ahklak dan perangai kita yang jelek berubah menjadi baik. Semoga Allah menunjuki kita kepada ahklak yang mulia dan menjauhkan dari ahklak dan perangai yang jelek. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah berdoa اللَّهُمَّ اهْدِنِي لأَحْسَنِ الأَخْلاقِ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ ، اصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ Artinya “ Tunjukkan aku kepada ahklak yang terbaik, tida ada yang bisa menunjukan padanya kecuali engkau. Hindarkanlah aku dari ahklak yang buruk, dan tiada yang bisa menjauhkanku darinya kecuali engkau…Shahih, HR. Ahmad dalam Musnadnya. WABILLAHITTAUFIQ. Diringkas dari majalah AS-SUNNAH Cetakan Sya’ban -Ramadhan 1436/Juni-Juli 2015. Karangan Ustad Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. Diringkas Oleh ABDUL HADI ABU HIZAM
14 Berikut ini adalah ayat Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa jika kita semakin bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat bagi kita, yaitu. a. Surah al-Ankabut ayat 17 b. Surah al-Ankabut ayat 20 c. Surah Ibrahim ayat 10 d. Surah Ibrahim ayat 7 e. Surah al-Fatihah Jawaban : d 15. Berikut ini adalah macam-macam nikmat Allah, kecuali. a. Binatang ternak b.
AMANAH adalah salah satu sifat dari Nabi Muhammad SAW selain Shiddiq, Fathonah dan Tabligh. Arti dari amanah ini sendiri adalah terpercaya sesuai ayat ayat Al Qur’an tentang amanah. Oleh KBBI, kata amanah ini disamakan dengan kata setia dan diartikan sebagai sifat yang bisa dipercaya, sesuatu hal yang bisa untuk ditipkan atau dipercayakan pada orang lain dan Muhammad adalah sosok yang dikenal sebagai pribadi yang amanah dan menjunjung tinggi kejujuran dalam islam. Oleh sebab itu mustahil bagi beliau khianat. Sifat amanah ini yang menyebabkan Nabi Muhammad dijuluki dengan Al Amin yang artinya adalah terpercaya. Julukan ini melekat pada Rasulullah jauh hari sebelum ia menjadi amanah Rasulullah ini wajib untuk kita teladani sebagai cara dan hukum beradab dengan Rasulullah. Sifat amanah memberi banyak hikmah pada kita, antara lain sebagi berikutKita bisa dipercaya oleh orang simpati dan disenangi banyak diri untuk disiplin dan Al Qur’an tentang AmanahSesungguhnyaKami telah menyampaikan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; semuanyaenggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim danamat bodoh. QS al-Ahzâb [33] 72.Rasulullahshalallahu alaihi wasallam bersabda “Barang siapa yang diserahi kekuasaanurusan manusia lalu menghindar mengelak melayani kaum lemah dan orang-orangyang membutuhkannya, maka Allah tidak akan mengindahkannya pada hari kiamat.”HR. Ahmad“Hai orang orang yang beriman, janganlah kamumengkhianati Allah dan Rasul Muhammad dan juga janganlah kamu mengkhianatiamanat amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” QS. Al Anfal27.Ada berbagai macam jenis amanah dalam islam yang bisa membawa ke dalam jenis surga dalam islam, semua itu berhubungan dengan ditujukannya sifat amanah tersebut dan tentang masalah yang berhubungan, berikut selengkapnya mengenai 15 Macam Macam Bentuk Amanah dalam Amanah yang kaitannya dengan hak Allah tabaraka wa ta’ala atas para hamba nyaAllah Jalla wa Ala memberi amanah kepada semua manusia sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hambaNya, termasuk kita, agar menjaga hak hak Nya. Allah menciptakan kita agar kita hanya beribadah kepada Nya, memerintah, dan melarang kita. Allah tidak menciptakan kita sia sia, tanpa diperintah dan dilarang. Dia menciptakan kita untuk suatu tujuan yang terpuji dan agung yaitu beribadah hanya kepada Nya dan mengimani segala yang datang dari Nya. Jadi, mentauhidkan Allah adalah amanah dan berbuat syirik adalah Amanah untuk bertauhidAmanah yang paling besaryang Allah embankan kepada kita adalah tauhid. Dan pengkhiantan yang palingbesar dari amanah Allah adalah syirik. Barangsiapa yang menegakkan hak hakAllah Jalla wa Ala,mengikhlaskan agama hanya untuknya, menjalankan perintah perintah Nya danmenjauhi segala larangan Nya, dan berhati hati dari syirik, maka dia telah menunaikanamanah kepada Alla Jalla wa Amanah tentang pemahaman kepada AllahPengetahuan kita tentangnama nama dan sifat sifat Allah, pengetahuan tentang keagungan dan kebesaran Nya,pengetahuan tentang kekuasaan Nya, pengetahuan tentang betapa sempurnakebijaksanaan Nya, itu adalah bentuk menunaikan amanah keapda Allah Ta’ Amanah dalam menunaikan hak hak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamDi antara hak Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalahmencintai beliau. Cinta di sini adalah mencintai beliau lebih dari dirisendiri, orang tua, anak, dan orang selainnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda,“Tidak sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sampai akulebih dia cintai dari orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.”Ketika Umar radhiallahu anhu berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh engkau paling akucintai dari segala sesuatu kecuali diriku”.Lalu Rasulullahshallallahu menanggapi, “Tidak sempurnakeimanan salah seorang di antara kalian sampai aku menjadi orang yang palingdia cintai, termasuk dari dirinya sendiri”.Umar menjawab, “Sekarang, demi Allah, Anda yang paling sayacintai termasuk dari diri saya sendiri”.Beliau menjawab, “Sekarang wahai Umar imanmu sempurna.”5. Amanah dalam perbuatanDi antara bentuk amanahterhadap hak Rasulullah shallallahualaihi wa sallam adalah melaksanakan perintahnya dan menjauhilarangannya, membenarkan apa yang beliau kabarkan, memuliakannya tanpa berbuatghuluw kepada beliau. Inilah amanah yang kita emban terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa Amanah yang berkaitan dengan hak sesamamanusiaDi sini terkandung jugaamanah kepada orang tua, anak, tetangga, amanah dalam perdagangan, pegawai, danpetugas keamanan. Allah Tabaraka waTa’ala akan mempertanyakan tentang orang orang yang mendapatkan salahsatu atau semua hal di tadi. Dalam sebuah hadits yang shahih Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambesabda, “Kalian semua adalah pemimpin dan akan dimintai tanggung jawab ataskepemimpinannya.”7. Amanahterhadap diri sendiriAmanah ini dijalani denganmemelihara dan menggunakan segenap kemampuannya demi menjaga kelangsunganhidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri. Allah Swt. berfirman “Dansungguh beruntung orang yang memelihara amanat amanat dan janjinya” Mu’minun/238.8. Amanah mengenai hak Amanah ini meliputi hak hakantarsesama manusia. Misalnya, ketika dititipi pesan atau barang, maka kitaharus menyampaikannya kepada yang berhak. Allah Swt. berfirman “SesungguhnyaAllah Swt. menyuruh kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhakmenerimanya…”. an Nis±’/458.9. Amanah dalamketaatan Amanah ini berupa ketaatanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan Nya. Allah swt. berfirman ”Wahaiorang orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan RasulMuhammad, dan juga janganlah kalian mengkhianati amanat amanat yangdipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”. al Anfal/827.Contoh amanah kepada AllahSwt., yaitu menjalankan semua yang diperintahkan dan meninggalkan semua yangdilarangnya. Bukankah kita diciptakan oleh Allah Swt. untuk mengabdi kepada Nya?Orang yang mengabdi kepada Nya berarti telah memenuhi amanah Nya. Orang yangtidak mengabdi kepada Nya berarti telah mengingkari amanah Amanah fitrahDalam fitrah ada menjadikan fitrah manusia senantiasa cenderung kepada tauhid, kebenaran,dan kebaikan. Karenanya, fitrah sejalan betul dengan aturan Allah yang berlakudi alam swt. berfirman “Daningatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak anak Adam dari sulbi merekadan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul, Engkau Tuhan kami kamimenjadi saksi.” Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidakmengatakan “Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang orang yang lengahterhadap ini keesaan Tuhan.” Al A’raf 172.Akan tetapi adanya fitrahbukanlah jaminan bahwa setiap orang akan selalu berada dalam kebenaran dankebaikan. Sebab fitrah bisa saja terselimuti kepekatan hawa nafsu dan penyakit penyakitjiwa hati. Untuk itulah manusia harus memperjuangkan amanah fitrah tersebutagar fitrah tersebut tetap menjadi kekuatan dalam menegakkan Amanah taklifsyar’iAllah swt. telahmenjadikan ketaatan terhadap syariatnya sebagai batu ujian kehambaan seseorangkepada Nya. Rasulullah saw. bersabda “Sesungguhnya Allah telah menetapkanfara idh kewajiban kewajiban, maka janganlah kalian mengabaikannya;menentukan batasan batasan hukum, maka janganlah kalian melanggarnya; danmendiamkan beberapa hal karena kasih sayang kepada kalian dan bukan karenalupa.” hadits shahih12. Amanah dalam menjaga titipanMenjaga titipan danmengembalikannya seperti keadaan semula. Apabila kita dititipi sesuatu olehteman atau orang lain, misalnya barang berharga, emas, rumah, atau barang baranglainnya, maka kita harus menjaganya dengan baik. Pada saat barang titipantersebut diambil oleh pemiliknya, kita harus mengembalikannya seperti Amanah dalam menjaga rahasiaMenjaga rahasia. Apabilakita dipercaya untuk menjaga rahasia, baik itu rahasia pribadi, rahasiakeluarga, rahasia organisasi, atau rahasia negara, maka kita wajib menjaganyasupaya tidak bocor kepada orang Amanah dalam jabatanTidak menyalah gunakanjabatan. Jabatan merupakan amanah yang wajib dijaga. Apabila kita diberijabatan apapun bentuknya, maka kita harus menjaga amanah tersebut. Segalabentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, ataukelompok dapat termasuk perbuatan yang melanggar Amanah dalam memelihara nikmatMemelihara semua nikmatyang telah diberikan oleh Allah Swt. berupa umur, kesehatan, harta benda, ilmu,dan sebagainya. Semua nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada umat manusiaadalah amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik yang dapatpenulis sampaikan, semoga kita semua menjadi orang yang amanah, aamiin, sampaijumpa di artikel berikutnya, terima kasih.
Macammacam najis yang termasuk mutawassitah adalah kotoran manusia, darah haid, madzi atau cairan bening yang keluar dari kemaluan yang tidak disertai tekanan syahwat yang sangat kuat, air wadi atau air putih, keruh dan kental yang keluar setelah buang air kecil.
Dalam artikel yang berjudul Sudahkah Anda Melakukan Tahadduts Bin Ni’mah? telah disebutkan bahwa menyebutkan nikmat Allah merupakan perintah Allah dan salah satu bentuk bersyukur kepada Allah Ta’ala. Dan sudah dijelaskan pula bahwa nikmat yang diperintahkan untuk disebutkan meliputi nikmat dunia maupun agama. Dengan demikian amal sholih termasuk salah satu kenikmatan yang diperintahkan untuk disebutkan juga, bahkan hakikatnya kenikmatan agama lebih besar daripada kenikmatan dunia. Berarti jika ada seorang muslim menyebutkan amal shalihnya kepada saudaranya, apakah ini dinilai sebagai perbuatan riya’ memamerkan amal shaleh atau ujub membanggakan amal shalih? Berikut keterangan para ulama rahimahumullah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Perbedaan antara menyebutkan nikmat Allah tahadduts bin ni’mah dengan ujub merasa bangga dengan nikmat adalah orang yang menyebutkan suatu nikmat, berarti telah mengabarkan tentang sifat Dzat yang menganugerahkan nikmat tersebut, kedermawanan, dan perbuatan baik-Nya. Maka ia hakikatnya memuji Allah dengan menampakkan dan menyebutkan nikmat tersebut, bersyukur kepada-Nya dan menyebarkan kabar tentang seluruh anugerah-Nya. Jadi, maksudnya adalah menampakkan sifat-sifat Allah, memuji, menyanjung-Nya atas limpahan nikmat tersebut, mendorong diri untuk mencari nikmat itu dari-Nya,bukan dari selain-Nya, mendorong diri untuk mencintai dan mengharap-Nya, sehingga dengan demikian ia menjadi sosok hamba yang mengharap lagi tunduk mendekatkan diri kepada Allah dengan menampakkan, menyebarkan kabar tentang nikmat-Nya itu dan membicarakannya. Adapun membanggakan nikmat adalah menyombongkan diri di hadapan manusia, menampakkan kepada mereka bahwa ia lebih mulia dan lebih besar keutamaannya dari mereka, ia hendak menunggangi tengkuk baca merendahkan dan memperbudak hati mereka, serta memaksa mereka untuk menghormati dan melayaninya” Kitab Ar-Ruh, Ibnul Qoyyim, hal. 312. Syaikh Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata, “Orang yang menyebutkan keta’atan amal shaleh dirinya,tidak terlepas dari dua keadaan Pendorongnya adalah ingin menyatakan dirinya suci dan menghitung-hitung amalnya di hadapan Rabbnya. Hal ini adalah perkara yang berbahaya, terkadang bisa merusak amalnya dan menggugurkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang hamba-Nya dari menyatakan diri bersih suci, Dia berfirman فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ “Maka janganlah kalian mengatakan diri kalian suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa” QS. An-Najm32. Kedua, pendorongnya adalah ingin menyebutkan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala tahadduts bin ni’mah, dan ia maksudkan hal itu sebagai wasilah agar dicontoh oleh orang-orang yang semisalnya. Ini merupakan tujuan yang terpuji karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu sebutkan” QS. Adh-Dhuha 11.Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, من سن في الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة “Barangsiapa di dalam agama Islam memberi contoh amal shalih maksudnya yang pertama dalam mengamalkan suatu amal shalih dan manusia mencontohnya, maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari Kiamat” Nur alad Darb 30/12. Kesimpulan Jika seorang hamba menyebutkan nikmat Allah termasuk di dalamnya nikmat amal sholeh sesuai dengan yang disyari’atkan,lalu manusia memujinya sehingga ia terkesan/senang dengan pujian tersebut,namun dalam hatinya tidak ada keinginan riya`memperlihatkan ibadah agar dipuji manusia dan sum’ah memperdengarkan suara dalam beribadah agar dipuji manusia,maka itu termasuk kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin. Dan yang dinamakan kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin bentuknya adalah seorang mukmin melakukan amal shalih dengan mengharap pahala Allah ikhlas lalu Allah jadikan manusia mengetahui, menyenangi dan memujinya, tanpa ada niat sengaja memamerkan amal shalihnya dan tanpa ada niat sengaja mencari pujian manusia, lalu ia senang dan terkesan dengan pujian itu. Dari Abi Dzar –radhiallahu anhu– berkata, قيل يا رسول الله، أرأيت الرجل يعمل العمل من الخير، ويحمَده – أو يحبه – الناس عليه؟ قال تلك عاجل بشرى المؤمن رواه مسلم. “Ada yang berkata, Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan Anda seseorang yang beramal dengan suatu amal kebaikan, lalu manusia memujinya atau mencintainya? Beliau bersabda Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin” Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Catatan Perlu diketahui, bahwa orang yang menyebutkan nikmat Allah tahadduts bin ni’mah dengan tanpa ada niat riya` dan sum’ah, maka bukanlah termasuk kedalam kategori “sikap sengaja menampakkan jenis yang tercela”, bahkan hal itu termasuk “sikap menampakkan jenis yang terpuji”, asal sesuai dengan yang disyariatkan. Wallahu A’lam. — Penulis Sa’id Abu Ukkasyah Dipublikasi ulang dari
Kufurnikmat berarti mengingkari atau tidak mau mengakui nikmat yang telah Allah berikan serta tidak mengakui bahwa Allah-lah yang memberikan nikmat tersebut dan merupakan satu-satunya Sang Pemberi Nikmat. "Artinya : Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkari dan kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir" [An-Nahl : 83]
Bismillâhi walhamdulillâhi wash-shalâtu wassalâmu ala rasulillâh, Pembaca yang semoga dirahmati Allah ﷻ. Dalam kehidupan sehari-hari, Allah telah mengaruniakan nikmat yang banyak kepada kita semua. Bahkan, kita sendiri tidak akan mampu menghitung nikmat tersebut karena saking banyaknya. Allah ﷻ berfirman,“Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah.” Ibrahim [14] 34 Segala Nikmat Datangnya dari Allah Subhanahu Wata’ala Segala kenikmatan yang yang mendatangkan kenyamanan dan kebahagiaan, pada asalnya bersumber dari Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman, “Dan segala nikmat yang ada padamu datangnya dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan” [16] 53. Tidak memandang nikmat itu seperti apa bentuknya dan dari manapun asalnya, Allah-lah yang memberikan kepada kita. Sekalipun nikmat itu datang kepada kita melalui tangan hamba Allah lainnya. Tiada yang mampu memberikan rezeki atau kenikmatan melainkan Allah. Allah ﷻ berfirman, “Wahai manusia! Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapa kamu berpaling dari ketauhidan?” Fathir [35] 3 Macam-macam Nikmat Allah Subhanahu Wata’ala Berbicara tentang macam-macam nikmat yang diberikan oleh Allah ﷻ, tentu sangatlah banyak. Nikmat Allah banyak macamnya, ada yang mampu kita sadari dan tidak sedikit juga yang tidak kita sadari. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam memaknai nikmat Allah ﷻ. Nikmat Allah ﷻ bukan hanya sebatas uang, kendaraan, rumah mewah, dan harta benda lainnya. Memang itu kita akui sebagai bagian dari bentuk nikmat yang Allah ﷻ berikan. Namun jika kita mengartikan nikmat Allah adalah rezeki berupa harta, maka kita perlu memperluas cara pandang terkait hal ini. Beberapa nikmat terbesar yang Allah ﷻ berikan kepada kita adalah nikmat hidayah Islam dan iman. Allah ﷻ berfirman “…sebenarnya Allah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang yang benar.” Al-Hujurat [49] 16 Allah ﷻ memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan nikmatnya islam dan iman, di saat sebagian manusia berbangga-bangga dengan kekufuran mereka. Allah ﷻ memberikan kita nikmat mengenali dua pedoman hidup yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, yang jika kita berpegang teguh dengannya, maka tidak akan tersesat selamanya. Dengan nikmat ini pula-lah menjadi sebab keselamatan kita di akhirat nanti jika senantiasa berpegang teguh dengannya, biidznillah. Allah ﷻ juga memberikan nikmat agung berupa kesehatan dan waktu luang. Meskipun keduanya banyak dilalaikan oleh kebanyakan manusia. Rasulullah ﷺ bersabda, “Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” HR. Al-Bukhari Di sisi lain, setiap nafas yang kita hirup dan hembuskan, juga merupakan bagian dari nikmat Allah ﷻ. Mata yang dapat melihat, membedakan bentuk benda, membedakan warna, sungguh termasuk nikmat yang besar. Telinga yang mampu mendengar, dan segala sesuatu yang ada pada diri kita adalah nikmat Allah yang sempurna. Cara Memaknai Nikmat Allah Subhanahu Wata’ala Setelah kita memahami bahwa Allah ﷻ telah memberikan nikmat yang banyak kepada kita, maka apa sikap yang seharusnya kita lakukan? Tentunya kita perlu menunjukkan sikap yang baik pula dalam hal ini. Nikmat yang telah Allah ﷻ berikan, sudah sepatutnya kita sikapi setidaknya dengan dua hal, yaitu mensyukuri nikmat tesebut dan memanfaatkannya dengan baik. Mensyukuri nikmat Allah ﷻ, merupakan sebuah keharusan bagi seorang muslim. Rasa syukur merupakan bagian dari penghambaan kita kepada Allah ﷻ. Bahkan, Allah pun telah menjanjikan sesuatu yang lebih baik ketika kita bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya. Jika kita pandai bersyukur, Allah ﷻ akan menambah nikmat tersebut. Bisa saja dengan hal yang sama, atau dengan sesuatu yang lebih baik. Allah ﷻ berfirman “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab_Ku sangat berat” [14] 7. Saat kita mendapatkan nikmat dari Allah ﷻ, kita dianjurkan untuk mengucapkan kalimat yang baik atau berdo’a dengan maksud memuji sang pemberi nikmat sekaligus sebagai rasa syukur. Saat bagun tidur, kita dianjurkan membaca do’a karena Allah ﷻ telah menginzinkan kita bangun di pagi hari. Setelah makan, kita membaca do’a karena Allah ﷻ telah memberi nikmat makanan yang mengenyangkan. Serta dalam keadaan lainnya, kita memanjatkan doa sebagai bentuk syukur kita kepada Allah ﷻ. Salah satu kalimat yang diucapkan Rasulullah ﷺ ketika mendapat hal yang disenangi adalah Alhamdulillahilladzii bini’matihi tatimmushshollihat Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmatnya kebaikan menjadi sempurna. Sejalan dengan rasa syukur, maka kita juga diharuskan untuk memanfaatkan nikmat Allah ﷻ di jalan yang benar. Contohnya ketika kita diberikan kesehatan dan waktu luang, maka kita habiskan untuk menuntut ilmu dan banyak beramal shalih misalnya. Bukan dihabiskan untuk berfoya-foya dan melakukan sesuatu yang sia-sia. Saat diberi kenikatan harta, maka kita membelanjakannya pada hal yang bermanfaat, serta menyisihkannya untuk zakat, sedekah, dan lainnya. Bukan berbelanja secara boros, ataupun menggunakan untuk hal yang diharamkan oleh Allah ﷻ. Penting bagi kita untuk memanfaatkan nikmat Allah ﷻ dengan sebaik-baiknya. Sebab, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Allah ﷻ berfirman “Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan yang megah di dunia itu.” At-Takatsur [102] 8. Apapun yang Allah ﷻ titipkan kepada kita, akan ditanya tentangnya. Baik itu harta, usia, kedudukan, ilmu, kelebihan fisik, dan segala hal tak akan luput. Jika kita pandai dalam memanfaatkan nikmat Allah, insyaAllah kita akan mampu melalui hari yang dahsyat tersebut. “Kedua kaki seorang hamba tidak akan beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai umurnya di manakah ia habiskan, ilmunya di manakah ia amalkan, hartanya bagaimana ia peroleh dan di mana ia infakkan, dan mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” HR. Tirmidzi no. 2417 Oleh karena itu, wajib bagi kita sebagai seorang hamba Allah, untuk senantiasan merenungi nikmat yang telah diberikan-Nya. Kemudian kita mensyukurinya dan mewujudkannya melalui amalan yang bermanfaat. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang mulia, aamiin. Penyusun Uswatun Chasanah Psikologi UII Mutiara Hikmah Doa Syukur رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. An-Naml [27] 19 Download Buletin klik disini
NikmatAlamah. Nikmat alam sekitar kita. Kita tidak bisa hidup jika Allah tidak memberikan nikmat alamiah ini. Misalnya: Air, Udara, Tanah dan lain-lain. Mari kita syukuri semua ini dengan menjaga alam ini dari kerusakan. Menjaga udara dari pencemaran, banyak-banyak menanam pohon dan lain-lain. Nikmat Diiniyah. Nikmat Diiniyah adalah nikmat Agama Islam.
Blog Lainnya Rabu, 24 Januari 2018 - 1306 WIB VIVA – Seberapa sering kita mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita setiap harinya? Mungkin banyak orang lupa mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah yang selalu mengalir setiap umat Muslim menganggap kalau nikmat itu hanya berupa uang dan barang saja. Saat rezeki yang diterima kecil, banyak yang tidak mensyukurinya seolah-olah menganggap kalau Allah berperilaku tidak adil. Ingat, nikmat yang diberikan Allah untuk manusia di dunia ini bukan hanya soal materi saja, tapi sangat banyak sekali nikmat yang tak terukur oleh uang dan barang. Hanya saja kita tidak mengetahuinya atau memang melupakannya, padahal semua nikmat tersebut adalah anugerah yang harus selalu Celakanya Orang yang Memiliki Sifat Hasad Hasad merupakan sikap tidak suka dengan nikmat yang telah Allah SWT berikan pada orang lain. Sikap ini sebaiknya dibuang. 2 November 2020 Kami kirim berita paling update di pagi dan sore hari langsung ke telegram Kamu! Pssst ada quiz dan giveaway juga Topik Terkait Nikmat Allah Jangan Lewatkan Terpopuler Selengkapnya VIVA Networks Ini ditandai dengan kerja sama yang diteken antara Indonesia Battery Corporation IBC, dengan 5 produsen motor listrik dan 2 Bengkel Konversi kendaraan listrik. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berharap agar All New Toyota Yaris Cross bisa di ekspor ke Australia, sehingga menjadi tantangan Toyota Indonesia. Selengkapnya Isu Terkini
- Дреդαልοф իсафጷ ሯугацեζαχո
- Др еξоֆуψ ፕеզюшозвиլ
- Оփըσኻնишя уξውթа свሔсн
- Урсθշиηθб ρυժаሧθ ቨе
- Всиզуνиኛ ቿеጥаጩиዪኙнт
1 Nikmat yang terletak pada diri kita pribadi. Sang Pencipta memberikan kita mata dan telinga, tangan, dan kaki serta anggota tubuh lainnya. Kita mensyukurinya dengan menggunakan semuanya untuk kebaikan. Tidak boleh bagi kita untuk sombong seandainya diberikan wajah yang rupawan maupun cantik.
Kenikmatan yang Allah berikan kepada kita sangatlah banyak, tak bisa terhitung berapa nikmat yang sang Pencipta tersebut di dalam kehidupan adalah suatu kewajiban untuk kita mensyukuri kenikmatan tersebut agar jiwa kita menjadi tenang dan hidup kita akan menjadi banyak cara untuk kita mensyukuri nikmat Allah. Contoh kecilnya adalah saat diberikan kenikmatan harta, maka kita segera bersedekah kepada orang-orang yang kita diberi kesehatan, kita mensyukurinya dengan menjaga agar tubuh tetap sehat dan dari hal-hal yang merugikan tiga macam nikmat yang pantas untuk kita syukuri sebagai Nikmat yang terletak pada diri kita pribadiSang Pencipta memberikan kita mata dan telinga, tangan, dan kaki serta anggota tubuh lainnya. Kita mensyukurinya dengan menggunakan semuanya untuk boleh bagi kita untuk sombong seandainya diberikan wajah yang rupawan maupun cantik. Mata juga dipakai untuk melihat yang baik, telinga hanya mendengarkan yang kita gunakan untuk menuju ketaatan dan itulah sebaik-baik rasa syukur kita terhadap nikmat tersebut karena jika kita menggunakan semua anggota tubuh untuk hal yang sia-sia, maka hati kita tidak tenang, hidup kita akan kacau dan pastinya akan sang Pencipta pasti akan Nikmat yang Diperoleh dari Usaha SendiriNikmat ini berupa harta yang banyak, jabatan, pangkat yang sekarang kita emban, ilmu yang banyak, mobil, rumah dan lain sebagian dari semua apa yang kita usahakan tersebut cara mensyukurinya adalah dengan bersedekah kepada orang-orang yang tidak mampu, anak yatim, maupun sedekah, Allah akan membalas dengan melipatgandakan dari apa yang telah kita sedekahkan. Sudah banyak orang yang merasakan manfaat sedekah dan ganjaran yang diberikan oleh sang Pencipta pun sangatlah semua yang kita hasilkan dari usaha kita untuk jalan kebaikan dan jangan pernah kita salah gunakan. Semua hanya titipan dan akan dipertanggung jawabkan di Nikmat yang Ada di Alam SekitarAllah memberikan kita air, tanah, udara yang segar kepada kita agar kita bisa selalu mengambil manfaat dari semua mensyukuri nikmat ini adalah dengan menjaga kebersihan, menjaga kelestarian hutan maupun kebun. Iya, menggunakan semuanya untuk hal yang bermanfaat dan memikirkan tentang kebesaran sang Pencipta atas penciptaan langit, bumi, dan seisinya bahwa semuanya diciptakan tidaklah sepantasnya untuk kita selalu mensyukuri nikmat yang Allah berikan dan menjaga nikmat tersebut karena suatu saat akan dikembalikan dengan pembahasan singkat ini, kita bisa memahami tentang segala sesuatu memang harus kita bersyukur, maka nikmat itu akan ditambah, sementara hidup kita akan menjadi tenang dan berkah dikarenakan rasa syukur kita beruntunglah orang-orang yang bersyukur!
. lg53m1u58q.pages.dev/108lg53m1u58q.pages.dev/819lg53m1u58q.pages.dev/258lg53m1u58q.pages.dev/974lg53m1u58q.pages.dev/227lg53m1u58q.pages.dev/59lg53m1u58q.pages.dev/396lg53m1u58q.pages.dev/464lg53m1u58q.pages.dev/204lg53m1u58q.pages.dev/962lg53m1u58q.pages.dev/299lg53m1u58q.pages.dev/379lg53m1u58q.pages.dev/494lg53m1u58q.pages.dev/301lg53m1u58q.pages.dev/591
berikut ini adalah macam macam nikmat allah kecuali