Khususdalam menyambut datangnya Idul Adha, kesunnahan membaca takbir dimulai sejak setelah shalat subuh pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) sampai setelah shalat ashar di akhir hari tasyriq (13 Dzulhijjah) (lihat: Ibnu Qasim al-Ghazi, Fath al-Qarib al-Mujib, hal. 84)
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID nar1TGnHW6FOSAGky7DSt_bONGbR_mjq1Hek-Z48gWNRgLRrpWvMJw==Portalberita untuk Anda. Kami sajikan semua bentuk peristiwa, kriminal, hukum, Ekonomi, Politik, Sosial Budaya, Pendidikan, Unik dan Liputan khusus. Kami ada karena Anda, dan Matakepri akan selalu ada untuk mencerdaskan masyarakat indonesia khususnya di Kepulauan Riau (Kepri)
Jakarta - Setiap dua hari raya Islam yakni Idul Fitri dan Idul Adha, didapati kaum muslim senantiasa mengumandangkan takbir, baik di masjid maupun di rumah. Lantas, bagaimana hukum bertakbir di hari raya?Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah, mengungkap takbir pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha merupakan sunnah juga Syaikh Alauddin Za'tari melalui buku Fiqh Al-'Ibadat; Ilmiyyan 'Ala Madzhabi Al-Imam Asy-Syafi'i yang diterjemahkan Abdul Rosyad Shiddiq. Ia mengemukakan hukumnya sunnah untuk bertakbir di hari Idul Fitri dan Idul Adha. Sunnah di sini berlaku bagi kaum laki-laki maupun perempuan baik yang tengah berpergian atau tidak mukim. Kecuali bagi orang yang sedang menunaikan haji karena ia membaca talbiyah yang menjadi syiar selama keadaan ihram hingga melakukan takbir di kedua hari raya dianjurkan bagi kaum muslim untuk dilaksanakan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 mengenai takbir di hari Idul Fitriوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَArtinya "Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."Adapun anjuran bertakbir di hari raya Idul Adha bersandar pada dalil Surat Al-Baqarah ayat 203وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ ۗArtinya "Berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya."Menurut Ibnu Abbas, yang dimaksud beberapa hari yang ditentukan dalam ayat tersebut adalah hari-hari dari buku Fiqih Sunnah, ada ulama yang berpandangan bahwa bertakbir hari raya Fitri dikumandangkan dari waktu pergi sholat Id hingga khutbah pula terdapat ulama yang berpemahaman takbir Idul Fitri dimulai sejak hilal 1 Syawal terlihat, tepatnya di malam hari raya sampai waktu pagi harinya saat hendak pergi menuju tempat sholat Id atau hingga imam berangkat untuk memimpin seseorang tak sholat berjamaah maka takbirnya dianjurkan berlanjut hingga ia memulai takbiratul ihram sholat Id. Namun apabila ia tidak sholat, maka ia boleh bertakbir sendiri hingga waktu tergelincirnya bertakbir di Idul Adha diawali mulai Subuh hari Arafah 9 Dzulhijjah sampai waktu Ashar hari terakhir di Mina 13 Dzulhijjah. Yang mana bertakbir selama hari tasyrik adalah Cara Bertakbir di Hari RayaSyaikh Alauddin Za'tari melalui bukunya menjelaskan, orang yang takbiran di hari Idul Fitri maupun Idul Adha dapat melakukannya kapan saja selama masih dalam waktu yang ditentukan, dan di mana saja baik dalam keadaan berdiri atau berbaring, di rumah, di jalan, atau di dianjurkan dengan suara lantang bagi laki-laki. Sedangkan perempuan harus merendahkan suara di sekitar kaum pria yang bukan mahramnya, di mana cukup dia sendiri saja yang mendengar bacaan takbir hari raya menurut hadits, sebagai berikutاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أكْبَرُ وَ لِلَّهِ الْحَمْدLatin Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illa Allaahu wa Allaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamdArtinya "Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Mahabesar. Allah Mahabesar dan segala puji bagi Allah."Itulah mengenai hukum takbir di Hari Raya Idul Fitri dan Idul Video "Kemeriahan Malam Takbiran di Desa Tegal Badeng Timur Bali" [GambasVideo 20detik] dvs/lus
MenteriAgama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas telah menerbitkan Surat Edaran (SE) No 05 tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala. Pada edaran ini turut mengatur durasi penggunaan pengeras suara masjid/mushala pada tanggal 1
Saat menjelang lebaran suara takbir bergema di mana-mana masjid, jalan, bahkan pasar. Ada yang melafalkannya secara langsung dan ada pula yang memutar kaset takbiran. Bahkan di kebanyakan daerah, tua dan muda langsung turun ke jalan, takbir keliling, menggemakan suara takbir pertanda Ramadhan sudah bagi masyarakat Nusantara, Idul Fithri merupakan momen yang sangat istimewa dan berharga. Hari itu ajang silaturahmi, maaf-maafan, dan berkumpul bersama karib-kerabat. Karenanya, sebagian orang rela menghabiskan waktu untuk mudik supaya dapat merayakan lebaran di kampung halaman. Meskipun kita tahu bahwa mudik bukanlah perkara kitab Fathul Qarib disebutkan bahwa takbir pada malam hari raya disunahkan. Kesunahan ini ditujukan untuk semua orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan, mukim ataupun musafir, sedang berada di rumah, masjid, ataupun di pasar. Muhammad bin Qasim Al-Ghazi mengatakanويكبر ندبا كل من ذكر وأنثى وحاضر ومسافر في المنازل والطرق والمساجد والأسواق، من غروب الشمس من ليلة العيد، أي عيد الفطر، ويستمر هذا التكبير إلى أن يدخل الإمام في الصلاة للعيد، ولا يسن التكبير ليلة عيد الفطر عقب الصلاة، ولكن النووي في "الأذكار" اختار أنه سنةArtinya, “Disunahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir dan mukim, baik yang sedang di rumah, jalan, masjid, ataupun pasar. Dimulai dari terbenam matahari pada malam hari raya berlanjut sampai shalat Idul Fithri. Tidak disunahkan takbir setelah shalat Idul Fithri atau pada malamnya, akan tetapi menurut An-Nawawi di dalam Al-Azkar hal ini tetap disunahkan.”Merujuk pendapat ini, disunahkan bagi siapapun untuk bertakbir menjelang kedatangan hari raya, sekalipun dalam kondisi perjalanan. Takbir dimulai dari terbenam matahari sampai shalat Idul Fithri. Sedangkan menurut sebagian pendapat ulama, takbiran setelahnya tidak disunahkan. Inilah yang membedakan Idul Fithri dengan Idul Adlha saat Idul Adlha disunahkan takbir setiap usai shalat fardhu selama hari tasyriq 11,12, 13 Dzulhijah, yaitu setelah shalat Idul Adlha. Sementara dan ketika Idul Fithri takbir setelah shalat Id tidak ini berbeda dengan An-Nawawi, takbir setelah shalat Id menurutnya tetap disunahkan. Artinya, pada malamnya juga masih disunahkan. Menurut Penulis, pengamalan berbagai pendapat ini dikembalikan pada tradisi yang berlaku di daerah di kampung tersebut tidak ada tradisi takbir setelah shalat Id lebih baik tidak dilakukan, kendati menurut sebagian ulama disunahkan. Tujuannya supaya tidak mengundang polemik dan kerancuan di tengah masyarakat. Wallahu alam Hengki Ferdiansyah Umatmuslim biasa menggelar malam takbiran untuk menyambut datangnya hari raya. Ilustrasi Idul Fitri. Foto PixabayDalam perayaan Idul Fitri, kalimat takbir selalu menggema menjelang hari raya hingga memasuki bulan Syawal. Pada momen ini, umat Islam mensyukuri kesuksesan mereka melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan Indonesia sendiri, aktivitas ini disebut dengan takbiran. Seluruh masyarakat Muslim dari berbagai kalangan usia beramai-ramai mengumandangkan kalimat takbir yang bunyinyaAllaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa ini sudah dilakukan sejak berpuluh tahun lalu. Bahkan di sejumlah daerah, kegiatan takbiran menjelang Idul Fitri digelar secara meriah dengan arak-arakan berkeliling sambil membawa bagaimana hukum takbiran sebelum Idul Fitri? Dan bagaimana bacaan takbir yang sesuai dengan sunnah? Simak penjelasannya berikut Takbiran menjelang Idul Fitri. Foto Aloysius Jarot/AntaraHukum Takbiran Sebelum Idul FitriDalam kitab Fathul Qarib yang dikutip melalui laman Nu Online disebutkan bahwa melafalkan takbir pada malam hari raya atau sebelum Idul Fitri hukumnya adalah sunnah. Kesunnahan ini ditujukan untuk semua umat Islam, baik laki-laki ataupun perempuan, mukim atau musafir, berada di rumah, masjid ataupun di yang telah dijelaskan oleh Muhammad bin Qasin Al-Ghazi, mengatakan“Disunnahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir, dan mukim, baik yang sedang di rumah, jalan, masjid, ataupun pasar. Dimulai dari terbenam matahari pada malam hari raya berlanjut sampai sholat Idul Fitri. Tidak disunnahkan takbir setelah sholat Idul Fitri atau pada malamnya, akan tetapi menurut An-Nawawi di dalam Al-Azkar hal ini tetap disunnahkan.” Muhammad bin Qasin Al-Ghazi dalam kitab Fathul QaribSesuai dengan hukumnya, takbir dapat dilantunkan sejak Maghrib sampai dengan sebelum didirikan sholat Idul Fitri dan sebaiknya dilafalkan secara terus-menerus. Namun, menurut sebagian ulama, melafalkan takbir atau takbiran setelah pelaksanaan sholat Idul Fitri tidak disunnahkan. Berbeda dengan Idul Adha, saat perayaan ini tetap disunnahkan mengumandangkan takbir setiap usai sholat fardhu selama hari tasyriq 11, 12, 13 Dzulhijah selepas sholat Idul itu, menggemakan kalimat takbir pada malam Idul Fitri juga merupakan termasuk amalan untuk menghidupkan Hari Kemenangan dan terdapat keutamaan di dalamnya. Keutamaan ini sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW berikut ini“Barangsiapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian." HR. Ibnu Majah.Ilustrasi mengumandangkan takbir di hari raya Idul Fitri. Foto PixabayBacaan Takbir Idul FitriAdapun bacaan takbir yang dunnahkan dibaca menurut Syaikh Said bin Muhammad Ba Ali Ba Isyan dalam bukunya Syarh Al-Muqaddimah Al-Hadramiyah yang disadur melalui buku Bunga Rampai Bincang Syariah karya Muhammad Hafid, Lc, adalah sebagai berikutاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُAllaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Segala puji bagi-Nya.”اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًاAllaahu akbar kabiiraa, walhamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa “Allah maha besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan maha suci Allah sepanjang pagi dan sore.”لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُاللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُlaa ilaaha illallaahu wa laa nabudu illaa iyyaahu mukhlishiina lahud diina wa law karihal kaafiruun, laa ilaaha illallaahu wahdah, shadaqa wadah, wa nashara abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil “Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir membencinya. Tiada Tuhan selain Allah dengan ke Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentaran-Nya serta melarikan musuh dengan ke Esaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.”Pada dasarnya membaca takbir adalah sebagian dari dzikir. Karena dengan bertakbir itu seseorang akan ingat kepada keagungan Allah Sang Pencipta. Oleh karena itu tidak ada larangan dalam bertakbir selama masih dalam batas kewajaran. Sesuai petunjuk aturan pembacaan takbir, terbagi dua macam takbir mursal dan takbir muqayyad. Takbir mursal adalah pembacaan takbir yang tidak terikat waktu, karena dianjurkan sepanjang malam. Seperti takbir di malam Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun takbir muqayyad adalah takbiran yang terbatas pada waktu, seperti pembacaan takbir setiap selesai shalat lima waktu selama hari raya Idul Adha dan hari tasyrik, dan 13 Dzulhijjah. Anjuran pembacaan takbir ini berlandaskan pada Surat al-Baqarah ayat 185 وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." Begitu juga anjuran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam haditsnya yang berbunyi زينوا اعيادكم بالتكبير "Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir." Anjuran memperbanyak takbir ini sepadan dengan imbalan yang dijanjikan karena sabda Rasulullah اكثروا من التكبير ليلة العيدين فانهم يهدم الذنوب هدما "Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya fitri dan adha karena hal dapat melebur dosa-dosa." Dari berbagai dalil di atas para faqih menghukumi pembacaan takbir sebagai sebuah kesunnahan. Sebagaimana yang ditrangkan dalam kitab Fathul Qarib ويكبر ندبا كل من ذكر وانثى وحاضر ومسافر فى المنازل والطرق والمساجد والاسواق من غروب ليلة العيد اي عيد الفطر الى ان يدخل الامام فى الصلاة "Disunnahkan membaca takbir bagi lagi-laki dan perempuan, di rumah maupun di perjalanan, di mana saja, di jalanan, di masjid juga di pasar-pasar mulai dari terbenarmnya matahari malam Idul Fitri hingga Imam melakukan shalat id." Adapun bacaan takbir secara lengkap adalah اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِـيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhanyang wajib disembah kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentaraNya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah." Namun sering juga pembacaan takbir secara singkat dan lebih umum. اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ Ulil HadrawiTảiDoa Takbiran Malam Hari Raya Idul Fitri cho máy tính PC Windows miễn phí phiên bản mới nhất 1.0.1. Cách cài đặt Doa Takbiran Malam Hari Raya Idul Fitri trên máy tính. Gema Lafadz Takbiran Đêm Cầu Nguyện Raya Eid al-Fitr và Eid al-Adha. AppChoPC. Deskripsi Masalah Bacaan takbir yang lazimnya dibacakan di momentum hari lebaran merupakan bacaan dzikir yang disyariatkan dalam rangkaian mengagungkan Allah SWT. Rasanya tidak asing bagi kita bahwasanya pembacaan takbir tersebut sering dikumandangkan sebagai pujian sebelum shalat, setelah shalat Ied dan pada waktu penyembelihan hewan kurban. Pertanyaan Bagaimana hukum pembacaan takbir sebagaimana praktik yang terjadi seperti di atas? Jawaban Mengumandangkan takbir sebagai pujian hukumnya tidak boleh bila menimbulkan persepsi bagi orang awam bahwa hal itu disyariatkan. Setelah sholat Idul Adlha hukumnya sunnah sampai sebelum Maghrib akhir hari tasyriq termasuk takbir muqoyyad yang pelaksanaannya setelah sholat, baik shalat fardu maupun shalat sunnah. Saat penyembelihan hukumnya sunnah bagi penyembelih. Mengumandangkan takbir bagi selain penyembelih hukumnya sunnah saat melihat hewan kurban. Referensi نِهَايَةُ الْمُحْتَاجِ إِلَى شَرْحِ الْمِنْهَاجِ 7/ 398 وَهَذَا كُلُّهُ فِي التَّكْبِيرِ الَّذِي يَرْفَعُ بِهِ صَوْتَهُ وَيَجْعَلُهُ شِعَارًا لِلْيَوْمِ ، أَمَّا لَوْ اسْتَغْرَقَ عُمُرَهُ بِالتَّكْبِيرِ فِي نَفْسِهِ لَمْ يُمْنَعْ مِنْهُ كَمَا نَقَلَهُ فِي الرَّوْضَةِ عَنْ الْإِمَامِ ، وَأَقَرَّهُ وَلَوْ اخْتَلَفَ رَأْيُ الْإِمَامِ وَالْمَأْمُومِ فِي وَقْتِ ابْتِدَاءِ التَّكْبِيرِ تَبِعَ اعْتِقَادَ نَفْسِهِ .....قَوْلُهُ أَمَّا لَوْ اسْتَغْرَقَ عُمُرَهُ بِالتَّكْبِيرِ أَيْ وَلَوْ بِالْهَيْئَةِ الْآتِيَةِ Artinya Apabila seseorang menghabiskan hidupnya membaca takbir untuk dirinya sendiri, maka tidak dilarang. تَوْشِيْخٌ عَلَى ابْنِ قَاسِمٍ ص 89 وَيُكَبِّرُ فِى عِيْدِ الأَضْحَى خَلْفَ الصَّلَوَاتِ الْمَفْرُوْضَاتِ وَلَوْ مَنْذُوْرَةً وَفَائِتَةً وَقَضَائَهَا فِىْ أَيَّامِ الْعِيْدِ وَكَذَا خَلْفَ رَاتِبَةٍ وَصَلَاةِ كُشُوْفٍ وَاسْتِسْقَاءٍ وَنَفْلٍ مُطْلَقٍ كَتَحِيَّةٍ وَوُضُوْءٍ لَا سَجْدَةِ تِلَاوَةٍ وَشُكْرٍ وَصَلَاةِ جَنَازَةٍ خِلَافًا لِصَاحِبِ التَّنْقِيْحِ اَيْ إِذَا لَمْ يُخَفْ تَغَيُّرُ الْمَيِّتِ بِنَحْوِ ظُهُوْرِ رِيْحٍ مِنْ حِيْنِ فِعْلِ صُبْحِ يَوْمِ عَرَفَةَ اِلَى زَمَنٍ عَقِبَ فِعْلِ الْعَصْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ Artinya Takbir pada hari Idul Adha dikumandangkan setelah shalat fardu, meskipun fardunya sebab nadzar dan shalat qadha' yang dilakukan pada hari raya, begitu juga setelah shalat rswatib, shalat gerhana, shalat istisqa’, shalat sunah mutlak, shalat tahiyyatul masjid dan shalat sunnah setelah wudhu tidak setelah sujud tilawah, sujud syukur dan shalat jenazah mulai dari subuh hari Arafah sampai setelah mengerjakan shalat Ashar pada hari terakhir hari tasyrik. البُجَيْرِمِي عَلَى الخَطِيْبِ الجزء الثاني ص 225 وَأَمَّا الْحَاجُّ فَيُكَبِّرُ عَقِبَ كُلِّ صَلَاةٍ مِنْ ظُهْرِ يَوْمِ النَّحْرِ لِأَنَّهَا أَوَّلُ صَلَاتِهِ بَعْدَ انْتِهَاءِ وَقْتِ التَّلْبِيَةِ إلَى عَقِبِ صُبْحِ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ لِأَنَّهَا آخِرُ صَلَاتِهِ بِمِنًى، وَقَبْلَ ذَلِكَ لَا يُكَبِّرُ بَلْ يُلَبِّي لِأَنَّ التَّلْبِيَةَ شِعَارُهُ، وَخَرَجَ بِمَا ذَكَرَ الصَّلَوَاتُ فِي عِيدِ الْفِطْرِ فَلَا يُسَنُّ التَّكْبِيرُ عَقِبَهَا لِعَدَمِ وُرُودِهِ، وَالتَّكْبِيرُ عَقِبَ الصَّلَوَاتِ يُسَمَّى مُقَيَّدًا وَمَا قَبْلَهُ مُطْلَقًا وَمُرْسَلًا Artinya Tidak disunnahkan takbir setelah melaksanakan shalat Idul Fitri karena tidak ada anjuran dari Nabi Muhammad SAW. البُجَيْرِمِي عَلَى الخَطِيْبِ ج 2 / ص 224 قَوْلُهُ إلَى أَنْ يَدْخُلَ الْإِمَامُ فِي الصَّلَاةِ وَمِنْهُ يُعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُسَنُّ التَّكْبِيرُ عَقِبَ صَلَاةِ عِيدِ الْفِطْرِ، فَمَا جَرَتْ بِهِ الْعَادَةُ مِنْ التَّكْبِيرِ عَقِبَهَا فَهُوَ خِلَافُ السُّنَّةِ Artinya Tidak disunnahkan takbir setelah melaksanakan shalat Idul Fitri karena tidak ada anjuran dari Nabi Muhammad SAW, dan kebiasaan mengumandangkan takbir setelah melaksanakan shalat Idul Fitri hukumnya khilafussunah. بُغْيَةُ الْمُسْتَرْشِدِيْنَ ص 67 مسألة ب ك تُبَاحُ الْجَمَاعَةُ فِى نَحْوِ الْوِتْرِ وَالتَّسْبِيْحِ فَلَا كَرَاهَةَ فِى ذَلِكَ وَلَا ثَوَابَ نَعَمْ إِنْ قَصَدَ تَعْلِيْمَ الْمُصَلِّيْنَ وَتَحْرِيْضَهُمْ كَانَ لَهُ ثَوَابٌ وَأَىُّ ثَوَابٍ بِالنِّيَّةِ الْحَسَنَةِ فَكَمَا يُبَاحُ الجَهْرُ فِى مَوْضِعِ الإِسْرَارِ الَّذِىْ هُوَ مَكْرُوْهٌ لِلتَّعْلِيْمِ فَأَوْلَى مَا أَصْلُهُ الْإِبَاحَةُ وَكَمَا يُثَابُ فِى الْمُبَاحَاتِ إِذاَ قَصَدَ بِهَا الْقُرْبَةَ كَالتَّقَوِّى بِالْأَكْلِ عَلَى الطَّاعَةِ هَذَا إِذَا لَمْ يَقْتَرِنْ بِذَلِكَ مَحْذُوْرٌ كَنَحْوِ إِيْذَاءٍ أَوْ اِعْتِقَادِ الْعَامَّةِ مَشْرُوْعِيَّةَ الجَمَاعَةِ وَإِلاَّ فَلَا ثَوَابَ بَلْ يَحْرُمُ وَيُمْنَعُ مِنْهَا Artinya Diperbolehkan jamaah pada shalat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah. Seperti shalat witir dan shalat tasbih selama tidak besertaan dengan sesuatu yang dilarang seperti mengganggu dan kekhawatiran persangkaan orang awam bahwa hal tersebut disyariatkan. بُغْيَةُ الْمُسْتَرْشِدِيْنَ ص 37 وَأَمَّا التّرَضِّيْ عَنِ الصَّحَابَةِ فَلَمْ يَرِدْ بِخُصُوْصِهِ هُنَا كَبَيْنَ تَسْلِيْمَاتِ التَّرَاوِيْحِ بَلْ هُوَ بِدْعَةٌ إِنْ أَتَى بِهِ بِقَصْدِ أَنَّهُ سُنَّةٌ فِي هَذاَ الْمَحَلِّ بِخُصُوْصِهِ لَا إِنْ أَتَى بِهِ بِقَصْدِ كَوْنِهِ سُنَّةً مِنْ حَيْثُ الْعُمُوْمُ لِإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِيْنَ عَلَى سُنِّ التَّرَضِّي عَنْهُمْ Artinya Tidak ada anjuran secara khusus membaca taraddli رضي الله عنه untuk para shahabat Nabi setelah adzan dan iqamah bahkan hukumnya bid’ah ketika diniati bahwa bacaan tersebut sunnah dibaca setelah adzan dan iqamah, bukan ketika diniati sunnah secara umum, karena para ulama sepakat membaca taraddli hukumnya sunnah. حَاشِيَةُ الجَمَلِ 6/ 246 قَوْله أَنْ يُكَبِّرَ غَيْرُ حَاجٍّ أَيْ مِنْ مُسَافِرٍ وَحَاضِرٍ وَذِكْرٍ وَغَيْرِهِ وَإِذَا رَأَى شَيْئًا مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فِي الْعَشْرِ الْأُوَلِ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ سُنَّ لَهُ التَّكْبِيرُ قَالَهُ صَاحِبُ التَّنْبِيهِ وَغَيْرُهُ وَظَاهِرٌ أَنَّ مَنْ عَلِمَ كَمَنْ رَأَى. اهـ. شَرْحُ م ر وَقَوْلُهُ فِي الْعَشْرِ الْأُوَلِ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ قَضِيَّتُهُ أَنَّهُ لَا يُكَبِّرُ لِرُؤْيَتِهَا أَيَّامَ التَّشْرِيقِ وَظَاهِرُهُ أَيْضًا وَإِنْ لَمْ يَجُزْ فِي الْأُضْحِيَّةَ لِأَنَّ الْغَرَضَ مِنْهُ التَّذْكِيرُ بِهَذِهِ النِّعْمَةِ وَلَعَلَّ الْحِكْمَةَ فِي طَلَبِ التَّكْبِيرِ هُنَا دُونَ غَيْرِهِ مِنْ الْأَذْكَارِ أَنَّهُمْ كَانُوا يَتَقَرَّبُونَ لِآلِهَتِهِمْ بِالذَّبْحِ عِنْدَهَا فَأُشِيرَ لِفَسَادِ ذَلِكَ بِالتَّكْبِيرِ فَإِنَّ مَعْنَاهُ اللَّهُ أَعْظَمُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ فَلَا يَلِيقُ أَنْ يَتَقَرَّبَ لِغَيْرِهِ Artinya Disunnahkan membaca takbir pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah apabila melihat binatang ternak yang dibuat kurban. أَسْنَى الْمَطَالِبِ 6/ 498 وَ أَنْ يُكَبِّرَ اللهَ تَعَالَى قَبْلَ التَّسْمِيَةِ وَبَعْدَهَا عِنْدَ الذَّبْحِ أَوْ غَيْرِهِ مِمَّا مَرَّ ثَلَاثًا فَيَقُولُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ ثُمَّ يَقُولُ وَلِلهِ الْحَمْدُ لِأَنَّهُ فِي أَيَّامِ التَّكْبِيْرِ وَرَوَى مُسْلِمٌ أَنَّهُ صلى الله عليه وسلم قَالَ بِسْمِ اللهِ وَاَللهُ أَكْبَرُ» وَالتَّصْرِيْحُ بِقَوْلِهِ عِنْدَ الذَّبْحِ مِنْ زِيَادَتِهِ وَظَاهِرٌ أَنَّ ذَلِكَ بَعْدَ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَيْضًا Artinya Disunnahkan membaca takbir tiga kali sebelum dan sesudah basmalah ketika hendak menyembelih binatang kurban. بَحْرُ الْمَذْهَبِ لِلرَّوْيَانِيِّ 4/ 90 وَرُوِيَ عَنْ مَالِكٍ أَنَّهُ قَالَ اَلْمَعْلُوْمَاتُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ، أَوَّلُهَا يَوْمُ النَّحْرِ . [240/ب] وَالْمَعْدُوْدُاتُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ بَعْدَ يَوْمِ النَّحْرِ، وَهِيَ أَيَّامُ التَّشْرِيْقِ، وَهَذَا السُّؤَالُ سُؤَالُ مَالِكٍ فِيْ الْحَقِيْقَةِ. وَقَالَ الْعَنْصَرِيُّ مِنْ أَصْحَابِنَا اَلذِّكْرُ يَقَعُ فِيْ كُلِّهَا فِيْ يَوْمِ النَّحْرِ عِنْدَ الذَّبْحِ وَقَبْلَهَا عِنْدَ سَوْقِ الْهَدْيِ Artinya Anjuran berdzikir ketika menggiring binatang kurban, menyembelih dan sebelum menyembelih. Catatan Penjelasan atau uraian di atas merupakan hasil bahtsul masail yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang PC Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama LBMNU Kabupaten Jombang. Berbagai sumber yang membahas tentang topik terkait, sebagian tidak diterjemahkan secara keseluruhan, hanya menerjemahkan poin-poin penting yang langsung menjelaskan topik.
HukumTidak Jum'atan Pada Hari Raya. Keputusan Bahtsul Masail Syuriyah NU Wilayah Jawa Timur di PP. Salafiyah Sukorejo Asembagus Situbondo, 16-17 Jumadil Ula 1400 H/ 2-3 April 1980 M Shalat Jumat Bersamaan dengn Shalat Hari Raya; InsyaAllah NU dan Muhammadiyah Lebaran Bareng, Ini Laporannya; Redaksi Takbiran Hari Raya versi Salaf